Laporan Tahunan Filantropi Islam 2023 - UNHCR

Ringkasan

Filantropi Islam dalam penanganan Pengungsi

UNHCR membantu lebih dari 1,5 juta pengungsi dan pengungsi internal di 21 negara dengan kontribusi Zakat dan Sedekah yang diterima pada tahun 2022.

Ringkasan

Filantropi Islam dalam penanganan Pengungsi

UNHCR membantu lebih dari 1,5 juta pengungsi dan pengungsi internal di 21 negara dengan kontribusi Zakat dan Sedekah yang diterima pada tahun 2022.

Kata Pengantar oleh Filippo Grandi

United Nations High Commissioner for Refugees

Sejak menginisiasi Dana Zakat Pengungsi pada 2017, kontribusi Zakat dan Sedekah membuat UNHCR mampu membantu lebih dari 6 juta pengungsi dan pengungsi internal di 26 negara.

Kata Pengantar oleh Filippo Grandi

United Nations High Commissioner for Refugees

Sejak menginisiasi Dana Zakat Pengungsi pada 2017, kontribusi Zakat dan Sedekah membuat UNHCR mampu membantu lebih dari 6 juta pengungsi dan pengungsi internal di 26 negara.

Dampak Refugee Zakat Fund

Negara pendistribusian Zakat dan Sedekah

Kisah tentang Dampak

Filantropi Islam di dalam Upaya Mewujudkan

E-WEB-Goal-01
E-WEB-Goal-02
E-WEB-Goal-03
E-WEB-Goal-04
E-WEB-Goal-05
E-WEB-Goal-06
E-WEB-Goal-07
E-WEB-Goal-08
E-WEB-Goal-10
E-WEB-Goal-11
E-WEB-Goal-16
E-WEB-Goal-17

Sorotan Utama

Mitra Filantriopi Islam di Seluruh Dunia

Fokus Kemitraan

Yayasan Rahmatan Lil Alamin

_0006_Rahmatan Lil Alamin Foundation

Yayasan Rahmatan Lil Alamin (RLAF) – atau Rahmat Bagi Seluruh Alam – didirikan oleh MUIS (Dewan Agama Islam Singapura) pada tahun 2005 dan didirikan sebagai yayasan pada tahun 2009.

CIMB Bank

CIMB

CIMB Bank adalah bank komersial terbesar kedua di Malaysia berdasarkan aset dengan lebih dari 8 juta nasabah nasional dan 234 cabang di seluruh Malaysia.

Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP)

_0018_MAIWP

Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP), didirikan untuk menjaga dan mengelola urusan Islam di Wilayah persekutuan Malaysia termasuk Kuala Lumpur, Labuan, dan Putrajaya. MAIWP adalah lembaga zakat terbesar di Malaysia.

Dukungan dan Fatwa

15
13
12
11
10
9
8
7
5
4
3
2
tri-state-logo-resized
thailand-partner-1

Refugee Zakat Fund

Refugee Zakat Fund, diluncurkan di tahun 2019 oleh UNHCR, sudah menjadi mitra utama pendistribusian yang efektif, sesuai aturan, dan terpercaya baik oleh institusi dan individu. Sejak dimulai di 2017, lebih dari 6 Juta penerima manfaat terbantu, terima kasih karena telah lebih dari $192 Juta diterima melalui Refugee Zakat Fund, yang 78% nya merupakan dana Zakat.

Refugee Zakat Fund UNHCR tunduk pada tata kelola dan pengawasan yang ketat, memastikan transparansi di setiap langkahnya, serta mengarah pada pemberian bantuan.

Refugee Zakat Fund

Refugee Zakat Fund yang diluncurkan pada 2019 oleh UNHCR telah menjadi mekanisme kemitraan utama yang efektif, patuh, dan dipercaya oleh institusi dan individu. Sejak uji cobanya pada tahun 2017, lebih dari 6 juta pengungsi telah dibantu berkat lebih dari $192 juta dana yang diterima melalui Refugee Zakat Fund di mana 78% di antaranya adalah Zakat.

Refugee Zakat Fund UNHCR tunduk pada tata kelola dan pengawasan yang ketat guna memastikan transparansi di setiap langkah pemberian bantuan.

null

Tata Kelola Keuangan

Manajemen dan akuntabilitas: Dana zakat disimpan dalam rekening bank khusus bebas bunga di Jenewa.

Ketertelusuran: Dana zakat disumbangkan secara patuh untuk kegiatan distribusi bantuan tunai dan barang yang sesuai dengan Zakat di negara-negara yang teridentifikasi sebagai negara dengan krisis kemanusiaan yang terus meningkat.

Transparansi: UNHCR menerbitkan laporan filantropi Islam dua tahunan dan para mitra diberikan laporan yang sesuai dengan preferensi masing-masing di mana dana mereka ingin digunakan.

null

Kepatuhan terhadap Syariah

Fatwa: Dana tersebut didukung oleh 15 fatwa dari ulama dan lembaga terkemuka di dunia, termasuk the Muslim World League, OIC’s International Islamic Fiqh Academy (IIFA), dan Al-Azhar’s Islamic Research Academy.

Infrastruktur: mengikuti kebijakan distribusi Zakat sebesar 100% kepada pengungsi yang memenuhi syarat sesuai dengan rekomendasi fatwa.

Pemantauan dan Evaluasi: tinjauan kepatuhan internal tahunan dilakukan oleh tim ahli Filantropi Islam di UNHCR dan tinjauan kepatuhan eksternal tahunan dilakukan oleh pihak ketiga yang menerbitkan laporan tentang temuan tinjauan ini.

null

Penilaian dan Pemantauan

Kerangka penilaian kerentanan: dilakukan untuk mengidentifikasi pengungsi yang memenuhi syarat.

Pemantauan Pasca Distribusi: dilakukan setiap tahun untuk mengukur dampak dan meningkatkan implementasi bantuan.

Inovasi: dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan kecurangan dan duplikasi dalam pendistribusian bantuan dengan memanfaatkan teknologi.

Ringkasan Eksekutif

Pengantar

Laporan UNHCR ini menyoroti dampak global dari kontribusi Zakat dan Sedekah – yang diterima melalui Dana Zakat Pengungsi UNHCR pada tahun 2022 – terhadap kehidupan para pengungsi dan pengungsi internal (IDP). Jumlah orang yang terpaksa mengungsi di seluruh dunia melampaui 100 juta karena konflik dan perubahan iklim, ada kebutuhan yang lebih besar untuk berinovasi dan mencari solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan dan pembangunan mereka yang mendesak.

Dampak Kontribusi Zakat dan Sedekah Secara Umum

UNHCR membantu lebih dari 1,5 juta pengungsi dan pengungsi internal di 21 negara dengan kontribusi Zakat dan Sedekah yang diterima pada tahun 2022. Mitra seperti Yang Mulia Sheikh Thani bin Abdullah bin Thani Al Thani dan Mohammed Bin Rashid Al Maktoum Global Initiatives (MBRGI) berperan penting dalam mencapai hal ini– selain kampanye Ramadhan dan musim dingin global UNHCR, serta aplikasi seluler Dana Zakat Pengungsi.

Sejak menginisiasi Dana Zakat Pengungsi pada 2017, kontribusi Zakat dan Sedekah membuat UNHCR mampu membantu lebih dari 6 juta pengungsi dan pengungsi internal di 26 negara.

Terlebih, dana Zakat dan Sedekah yang diterima UNHCR mampu berkontribusi berkontribusi terhadap realisasi beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Hal ini meliputi, Tanpa Kemiskinan (SDG 1), Tanpa Kelaparan (SDG 2), Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik (SDG 3), Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Kesetaraan Gender (SDG 5), dan Air Bersih dan Sanitasi (SDG 6).

Dampak dari Zakat

Pada tahun 2022, kontribusi Zakat yang diterima melalui Dana Zakat Pengungsi membantu lebih dari 727.000 penerima manfaat di 17 negara, termasuk pengungsi di Afghanistan, Aljazair, Bangladesh, Mesir, India, Indonesia, Iran, Yordania, Lebanon, Malaysia, Mauritania, Pakistan, Somalia, dan Tunisia. Dana ini juga telah membantu pengungsi internal di Afghanistan, Irak, Nigeria, Somalia, dan Yaman. Hal ini dapat terjadi karena penerimaan kontribusi Zakat sebesar $21,4 juta selama tahun 2022. Dana ini dialokasikan sesuai dengan kebijakan distribusi Zakat 100%, sesuai dengan 15 fatwa yang diterima UNHCR selama beberapa tahun terakhir.

Sejak menginisiasi Dana Zakat Pengungsi pada 2017, kontribusi Zakat telah membantu lebih dari 4 juta pengungsi dan pengungsi internal di 18 negara.

Dampak dari Sedekah

Pada tahun 2022, dana Sedekah membantu lebih dari 839.000 penerima manfaat di 15 negara, termasuk pengungsi di Afghanistan, Bangladesh, Yunani, India, Iran, Yordania, Kenya, Lebanon, Malaysia, Namibia, Nigeria, Pakistan, dan Tunisia. Selain itu, telah membantu pengungsi di Afghanistan, Nigeria, Ukraina, dan Yaman. Hal ini dapat terjadi karena kontribusi Sedekah menerima $16,7 juta selama tahun 2022.

Sejak menginisiasi Dana Zakat Pengungsi pada 2017, kontribusi Sedekah telah membantu lebih dari 1.9 juta pengungsi dan pengungsi internal di 20 negara.

Acara

Maret: Peluncuran Laporan Tahunan Filantropi Islam 2021

Menjelang Ramadhan 2022, UNHCR meluncurkan Laporan Tahunan Filantropi Islam 2021 melalui rangkaian acara dan webinar yang diadakan di Indonesia, Arab Saudi, Nigeria, Inggris, dan Kanada. Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan lembaga Islam serta organisasi amal dan pemerintah, seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) International Islamic Fiqh Academy (IIFA) dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Indonesia. Pada tanggal 29 Maret, sehari sebelum peluncuran laporan di Arab Saudi, telah diadakan sesi tertutup dengan sejumlah organisasi Islam, di kantor IIFA di Jeddah, untuk membahas bagaimana UNHCR dapat meningkatkan pendekatan Dana Zakat Pengungsi terhadap kepatuhan Zakat.

September: Peluncuran Global Islamic Fund for Refugees (GIFR)

Pada tanggal 22 September, di sela-sela Sidang Umum PBB ke-77 di New York, UNHCR meluncurkan Global Islamic Fund for Refugees (GIFR) pada acara bersama dengan Islamic Solidarity Fund for Development (ISFD) – bagian pengentasan kemiskinan dari Islamic Development Bank (IsDB). Sebagai sarana pembiayaan pertama yang sesuai dengan Syariah dengan akun Wakaf dan akun non-Wakaf, GIFR bertujuan untuk memberikan bantuan pembangunan dan kemanusiaan kepada mereka yang terkena dampak krisis pengungsian. Penambahan program Filantropi Islam UNHCR ini, yang fokus utama sebelumnya pada Zakat dan Sedekah, merupakan langkah signifikan untuk melayani mereka yang membutuhkan.

Oktober: Peluncuran Laporan Pertengahan Tahun Filantropi Islam 2022

Pada tanggal 12 Oktober, bekerjasama dengan Rumah Zakat Kuwait, UNHCR telah meluncurkan Laporan Pertengahan Tahun Filantropi Islam 2022, yang menggaris bawahi dampak kemanusiaan dari donasi Zakat dan Sedekah yang diterima Dana Zakat Pengungsi UNHCR selama pertengahan tahun 2022. Laporan ini dirilis dalam acara yang digelar di Rumah PBB di Kuwait, dengan bekerja sama dengan Kementrian Luar Negeri Kuwait.

Kampanye

Kampanye Ramadhan Global

Selama Sembilan tahun secara beruntun, menjelang bulan Ramadhan, UNHCR meluncurkan kampanye Ramadhan Globalnya “Every Gift Counts” (setiap kebaikan dihitung), yang menyoroti keadaan dan kebutuhan pengungsi dan pengungsi internal di seluruh dunia, dengan tujuan untuk memobilisasi kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan ini. Kampanye tersebut memungkinkan UNHCR untuk memberikan bantuan kepada lebih dari 100.000 pengungsi dan pengungsi internal. Sumbangan zakat dan sedekah memainkan peran utama dalam mencapai dampak ini.

Kampanye Musim Dingin

Pada 13 November, UNHCR meluncurkan kampanye musim dinginnya untuk memberi manfaat bagi para pengungsi dan pengungsi internal di Lebanon, Suriah, Yordania, Irak, dan Mesir yang membutuhkan bantuan musim dingin. Kampanye tersebut membantu UNHCR mengimplementasikan program musim dinginnya yang meliputi pemberian bantuan tunai musiman untuk membantu keluarga memperoleh pemanas, bahan bakar, dan pakaian musim dingin, dan juga tempat berlindung tahan cuaca dan distribusi barang bantuan inti musim dingin. Setiap tahun, sumbangan Zakat dan Sedekah berkontribusi untuk memberikan bantuan musim dingin ini kepada pengungsi yang paling rentan dan keluarga pengungsi internal.

Tinjauan Kepatuhan

Bekerja sama dengan Tabah Foundation, UNHCR melakukan proses peninjauan tahunan untuk memastikan kepatuhan Syariah dalam kegiatan distribusi Zakatnya. Pada 6 September, proses peninjauan dilakukan selama empat tahun berturut-turut termasuk meninjau distribusi Zakat kepada pengungsi di Bangladesh, India, dan Indonesia. Pada akhirnya, Yayasan Tabah mendukung kegiatan pendistribusian Zakat UNHCR di tiga negara ini, karena dianggap sesuai dengan fatwa yang diterima oleh UNHCR. Tabah juga membuat rekomendasi untuk memperbaiki bagaimana fatwa dapat dipatuhi oleh UNHCR.

Kebutuhan Kemanusiaan

Pada tahun 2023, kebutuhan global UNHCR meningkat menjadi $10,2 miliar untuk membantu sekitar 117,3 juta pengungsi, pengungsi internal, dan orang-orang yang layak mendapat perhatian lainnya, di mana lebih dari $2,7 miliar dibutuhkan di negara-negara di mana UNHCR mendistribusikan Zakat dan Sedekah, untuk membantu lebih dari 17 juta orang pengungsi dan pengungsi internal dengan berbagai cara, termasuk bantuan uang tunai dan barang-barang penting yang sangat dibutuhkan.

Kata Pengantar oleh Bank Syariah Indonesia

Assalamualaikum Warahmahtullahi Wabarrakatuh

Bank Syariah Indonesia merasa bangga dapat bergabung dengan UNHCR dalam meluncurkan Laporan Tahunan Filantropi Islam 2023 di Indonesia. Kami menghargai UNHCR sebagai distributor dan mitra terpercaya dalam pemanfaatan zakat dan dana sosial Islam untuk membantu pengungsi dan orang terlantar yang membutuhkan di seluruh dunia.

Krisis di Ukraina, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19 semuanya memiliki satu kesamaan. Semua itu telah menunjukkan betapa dunia ini saling terhubung. Apa yang terjadi di satu benua memiliki dampak langsung di benua lain. Sayangnya, bencana alam, wabah penyakit, krisis ekonomi seringkali melanda masyarakat yang paling rentan. Bagi banyak orang, tahun 2022 berarti kehilangan pendapatan, kehilangan rumah, kehilangan orang yang dicintai, dan kehilangan harapan. Ini adalah niat kami untuk membantu komunitas yang rentan di seluruh dunia – termasuk pada para pengungsi – agar dapat kembali memiliki harapan pada kemanusiaan dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak sendirian.

BSI mengakui upaya UNHCR yang sulit pada tahun 2023 untuk membantu lebih dari 117 juta orang di bawah perlindungannya, termasuk para pengungsi dan pengungsi internal. Tidak ada yang memilih menjadi pengungsi. Tidak seorang pun harus dipaksa untuk membuat pilihan yang memilukan untuk meninggalkan rumah hanya untuk bertahan hidup, hanya untuk menghadapi lebih banyak tantangan ketika mereka akhirnya selamat. Saya bersimpati dan berempati terhadap para pengungsi dan ingin mengajak semua pihak untuk terlibat memberikan perhatian dan solidaritas. Pengungsi adalah manusia yang tangguh, kuat, dan berani. Situasi mereka tidak mendefinisikan siapa mereka, kita harus melihat melampaui status mereka sebagai pengungsi untuk dapat melihat potensi mereka.

Lebih dari 50% pengungsi berasal dari negara-negara yang tergabung dalam OIC (Organization of Islamic Cooperation), di mana Indonesia juga menjadi salah satu negara anggotanya. Merupakan kewajiban kita untuk membantu saudara dan saudari kita yang membutuhkan agar dapat membawa kebaikan dalam kehidupan ini dan selanjutnya. Meskipun kami mungkin tidak dapat membantu semua pengungsi di dunia, kami dapat mengubah dunia beberapa orang. Yang penting adalah memulai karena setiap langkah dan setiap bantuan sangatlah berarti. Kita harus bekerja sama untuk menemukan cara yang berkelanjutan untuk mendukung para pengungsi sehingga mereka dapat bangkit kembali, menjadi mandiri dan meningkatkan potensi mereka yang sebenarnya menjadi kontribusi positif bagi masyarakat dan komunitas kita.

Dengan kebutuhan bantuan kemanusiaan yang juga terus meningkat di kalangan pengungsi, kami mengajak seluruh korporasi Islam dan Amil Zakat di Indonesia untuk mendukung UNHCR sebagai mitra terpercaya untuk membantu keluarga pengungsi yang rentan. Dukungan Anda akan sangat membantu untuk memberikan semua umat kesempatan kedua dalam hidup, kehidupan yang lebih baik, dan kehidupan yang layak bagi mereka,

Jazakhallah Khairun Kathira

Hery Gunardi
CEO, Bank Syariah Indonesia

Kata Pengantar oleh UNHCR

Para pembaca,

Seperti pada laporan sebelumnya, pada tahun ini Laporan Tahunan Filantropi Islam UNHCR ingin menunjukan dampak yang sangat luas dari dana Zakat dan Sedekah yang diterima melalui Dana Zakat Pengungsi, untuk melanjutkan kehidupan ribuan pengungsi dan pengungsi internal di seluruh dunia.

Saat ini ada lebih dari 100 juta orang yang terpaksa meninggalkan rumah; yang sekitar setengahnya berasal dari anggota negara Organisasi Kerjasama Islam (OIC). Mereka-mereka ini pria, wanita dan anak-anak sangat membutuhkan dukungan dan pertolongan yang mendesak.

Selama ini pemerintahan (negara) memimpin dalam merespon isu ini, di samping itu ada juga peran penting dari filantropi berbasis agama untuk membantu orang-orang paling rentan ini untuk memenuhi kebutuhannya. Dana Zakat Pengungsi tetap menjadi salah satu kendaraan unggulan UNHCR dalam membantu menyasar kebutuhan tersebut melalui dana Zakat dan Sedekah.

Sejak diluncurkan pada tahun 2017, Dana Zakat Pengungsi yang dijalankan UNHCR telah menerima dukungan dari para ilmuwan dan lembaga bergengsi dari seluruh dunia Muslim, termasuk Akademi Riset Islam Al-Azhar, Akademi Fiqh Islam Internasional OKI, Liga Muslim Dunia, Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal Dubai, dan Akademi Riset Syariah Internasional Malaysia. Saya sangat bersyukur atas kepercayaan dari para mitra kepada UNHCR atas kemampuan kami untuk mendistribusikan dana Zakat secara transparan dan efektif, termasuk di daerah-daerah yang sulit dijangkau di seluruh dunia.

Berkat dukungan yang luar biasa kepada Dana Zakat Pengungsi, UNHCR sudah menjangkau lebih dari 6 juta orang di 26 negara dengan dukungan yang patuh terhadap syariah. Ini tidak hanya mengurangi kesulitan dan penderitaan beberapa orang yang paling rentan di dunia, tetapi juga memperkuat solidaritas yang ada di seluruh dunia Islam dengan para pengungsi. Saya ingin menyampaikan apresiasi yang sangat tulus kepada seluruh mitra dan pendukung di seluruh dunia yang terus mempercayaan UNHCR melalui dana Zakat dan Sedekah.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat Sheikh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al-Thani dan Mohammed Bin Rashid Global Initiatives atas dukungan berkelanjutan dan kebaikan hati mereka. Saya juga dengan tulus berterima kasih kepada Islamic Development Bank (IsDB) dan kelompok pengentasan kemiskinannya, Islamic Solidarity Fund for Development (ISFD), untuk bermitra dengan kami dalam meluncurkan Global Islamic Fund for Refugees (GIFR) – sebuah sarana pembiayaan inovatif dan berkelanjutan yang terdiri dari modalitas wakaf untuk mendukung solusi pembangunan dan kemanusiaan untuk krisis pengungsian.

Akhirnya, dengan terus meningkatnya kebutuhan kemanusiaan dan penderitaan kemanusiaan yang terus berlanjut atau bahkan memburuk, mereka membutuhkan lebih banyak lagi dukungan. Oleh karena itu, saya mengundang dan mendorong para individu, organisasi, dan donor lain di seluruh dunia untuk bergabung dan berkontribusi mengambil sebagian dari dana Zakat dan Sedekah mereka mendukung kelompok rentan ini. Kontribusi ini memainkan peran penting dalam menyediakan kebutuhan untuk menjalani kehidupan yang layak sepanjang tahun, terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan dan dukungan kita lebih dari sebelumnya.

Terima kasih

Filippo Grandi

United Nations High Commissioner for Refugees

Kata Pengantar oleh Zakat House Kuwait

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, serta kedamaian dan rahmat atas Nabi kita, Muhammad, serta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Sepanjang sejarah, masyarakat telah menyaksikan perkembangan yang berkesinambungan dalam berbagai bidang, termasuk filantropi, yang telah ada sejak zaman dahulu dalam berbagai agama dan masyarakat. Zakat dan Sadaqah berada di puncak piramida kegiatan amal di Kuwait. Agar bisa mengelola dengan baik kewajiban agama dalam bentuk Zakat, yang merupakan kebutuhan individu pada khususnya dan masyarakat secara keseluruhan, serta kebutuhan akan adanya badan resmi yang bisa mengemban tanggung jawab tersebut, Keputusan Amiri yang dikeluarkan pada bulan Januari 16, 1982 mengumumkan pendirian sebuah badan anggaran independen bernama Zakat House, yang tujuan utamanya adalah untuk mencapai kohesi dalam masyarakat dan membantu keluarga berkebutuhan di mana pun mereka berada dan menggunakan segala cara yang mungkin.
Selama empat puluh tahun sejak didirikan, Zakat House telah berpartisipasi dalam banyak inisiatif amal internasional dengan berbagai lembaga yang memiliki dampak terbesar dalam memajukan perjalanan amal dan meraih ambisi pelopornya, termasuk bermitra dengan UNHCR, salah satu organisasi kemanusiaan internasional terkemuka. Sejak dahulu kala, orang Kuwait dan Teluk gemar melakukan kegiatan amal karena sifat baik hati mereka yang juga dimiliki oleh generasi muda, sebuah karakteristik yang diketahui banyak orang, baik dalam masa-masa sulit maupun sejahtera.
Pada kesempatan ini, saya dengan senang hati bergabung dengan UNHCR untuk meluncurkan Laporan Tengah Tahunan Filantropi Islam 2022, guna menunjukkan dampak dana yang diterima melalui Refugee Zakat Fund UNHCR terhadap kehidupan para pengungsi dan pengungsi internal (IDP) di lebih dari 20 negara.
Pengungsi dan IDP dari seluruh dunia hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup dan mendapatkan perlindungan yang diperlukan, karena banyak yang mengalami kekurangan kebutuhan dasar, termasuk makanan. Kami bangga dapat memberikan kontribusi terhadap upaya UNHCR di beberapa negara dan wilayah, termasuk dengan menyediakan perlindungan dan tempat tinggal bagi para pengungsi Mali di Mauritania, mendukung proyek pendidikan dan memberikan layanan kesehatan bagi pengungsi Rohingya di Bangladesh, membangun sekolah bagi para pengungsi di Yaman dan proyek pendukung untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang terpisah dari keluarga mereka di Timur Tengah. Kemitraan Zakat House Kuwait dengan UNHCR berlangsung lebih dari dua puluh tahun dan kontribusi kami kepada UNHCR telah membantu ribuan pengungsi dan keluarga pengungsi internal di seluruh dunia, dengan harapan bahwa Tuhan akan meringankan penderitaan mereka.
Sejak didirikan, Zakat House Kuwait telah menyebarkan pengetahuan tentang isu kemanusiaan melalui partisipasinya dalam berbagai seminar dan konferensi serta telah mengeluarkan dan menerbitkan fatwa dan rekomendasi mengenai kewajiban Zakat dan Sadaqah. Kolaborasi dengan UNHCR untuk meluncurkan Laporan Tengah Tahunan Filantropi Islam 2022 ini hanyalah salah satu dari sekian banyak hasil dari upaya tak kenal lelah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada UNHCR atas inisiatif ini serta karena telah menggandeng Zakat House Kuwait sebagai salah satu mitra utama dalam laporan edisi terbaru ini.
Salam hormat,
Dr. Majed Al-Azmi
Plt. Direktur Jenderal Zakat House Kuwait

BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta

BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta adalah sebuah Badan kepengurusan Zakat di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1968. Bazis memegang otoritas untuk mengatur pengumpulan Zakat, Infaq dan Sedekah dari masyarakat di Provinsi Jakarta, termasuk pegawai negeri sipil, serta pendistribusian dan pendayagunaan Zakat yang diprioritaskan untuk wilayah Jakarta. Pada tahun 2023, BAZIS akan terus mendukung para pengungsi melalui kerja sama dengan UNHCR. Antara lain, BAZIS memberikan donasi berupa voucher sembako yang akan dibagikan kepada pengungsi yang rentan di Jakarta agar mereka dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Donasi ini merupakan kerjasama pertama antara BAZIS dan UNHCR dan kemitraan ini akan terus berlanjut di masa mendatang untuk terus membantu keluarga pengungsi di provinsi DKI Jakarta.

CIMB Bank

CIMB Bank adalah bank komersial terbesar kedua di Malaysia berdasarkan aset dengan lebih dari 8 juta nasabah nasional dan 234 cabang di seluruh Malaysia. CIMB Bank juga hadir di seluruh Asia, di Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Filipina, Hong Kong, Shanghai, Laos, Yangon dan Mumbai, serta di London. Pada tahun 2022, CIMB telah memutuskan untuk bermitra dengan UNHCR untuk membantu meringankan penderitaan para pengungsi yang tinggal di Malaysia dan memberikan donasi Sedekah untuk kepentingan UNHCR di negara tersebut. Mengingat meningkatnya kebutuhan para pengungsi di Malaysia dan belahan dunia lainnya, CIMB akan terus memberikan dukungan sedapat mungkin di tahun-tahun mendatang.

Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP)

Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP), didirikan untuk menjaga dan mengelola urusan Islam di Wilayah persekutuan Malaysia termasuk Kuala Lumpur, Labuan, dan Putrajaya. MAIWP adalah lembaga zakat terbesar di Malaysia. Salah satu tujuan utama pendiriannya adalah untuk membantu orang-orang miskin melalui pengumpulan zakat dan sedekah. Saat ini, Kuala Lumpur sendiri menampung lebih dari 18% populasi pengungsi di negara tersebut. Memahami kesulitan dan kondisi kehidupan para pengungsi yang tinggal di ibu kota Malaysia, MAIWP telah memutuskan untuk memberikan dukungan kepada para pengungsi melalui proyek distribusi Zakat UNHCR, dengan fokus pada bantuan tunai, pendidikan, dan dukungan kepada para korban kekerasan berbasis gender. Sejak tahun 2021, kemitraan dengan UNHCR dikenal sebagai kemitraan internasional pertama yang pernah dilakukan oleh MAIWP dan akan terus meringankan penderitaan para pengungsi yang saat ini berada di wilayah persekutuan Malaysia.

Yayasan Rahmatan Lil Alamin

Yayasan Rahmatan Lil Alamin (RLAF) – atau Rahmat Bagi Seluruh Alam – didirikan oleh MUIS (Dewan Agama Islam Singapura) pada tahun 2005 dan didirikan sebagai yayasan pada tahun 2009. RLAF didirikan Komunitas Muslim Singapura untuk berbagi kasih sayang dan kebaikan kepada fakir miskin dan korban bencana. RLAF telah menerima bantuan luar biasa dari komunitas Muslim di Singapura yang membuat yayasan tersebut mampu mendukung berbagai kegiatan kemanusiaan.

RLAF telah menjadi mitra strategis jangka panjang UNHCR di Singapura selama bertahun-tahun dan sangat mendukung gerakan bantuan pengungsian. RLAF telah memberikan dukungan kepada operasi UNHCR di Suriah, Yaman, dan Bangladesh antara lain dengan upaya penggalangan dana. RLAF juga telah berpartisipasi dalam kunjungan lapangan kami di Bangladesh, Lebanon, dan Yordania untuk lebih memahami pekerjaan yang telah mereka dukung, terlibat dengan keluarga pengungsi, dan juga mengamati dampak pendanaan mereka terhadap masyarakat yang terkena dampak. Di tahun-tahun mendatang, RLAF berencana berkolaborasi dengan UNHCR di bidang yang lebih global, dengan fokus memperluas dukungannya kepada UNHCR dan penyebab pengungsian di kawasan di luar Asia dan Timur Tengah, seperti Afrika.

Hassan, Pengungsi Suriah di Lebanon

Seorang ayah pengungsi berjuang untuk menafkahi keluarganya di tengah kondisi yang keras

“Suhu di sini sangat mengerikan [selama musim dingin]”, kata Hassan, seorang ayah pengungsi dari Suriah di Lebanon. Setelah terpaksa meninggalkan kampung halamannya selama krisis Suriah, dia adalah salah satu dari 339.473 pengungsi Suriah yang saat ini tinggal di Lembah Bekaa. Daerah tersebut mengalami badai salju terburuk dalam beberapa dekade terakhir pada awal tahun ini dan dikenal dengan musim dingin yang sangat brutal.

Untuk mempersiapkannya, Hassan menghabiskan hari-harinya dengan bekerja di ladang untuk menghidupi keluarganya. “Tahun ini, situasi di Lebanon semakin memburuk. Baik untuk Lebanon atau Suriah, itu sama saja. Hidup kami menjadi sangat sulit”. Kesengsaraan ekonomi yang dia maksud – kerawanan pangan, kekurangan bahan bakar, pengurangan bantuan kemanusiaan, dan jatuhnya mata uang – telah membuat harga makanan, bahan bakar, dan kebutuhan dasar lainnya melonjak.

Ribuan keluarga pengungsi seperti keluarga Hassan bergantung pada bantuan tunai musim dingin UNHCR, yang selalu segera dimanfaatkan dengan baik: “Memang benar saya memiliki pekerjaan, tetapi itu tidak cukup untuk menjamin masa depan anak-anak saya, tempat tinggal, sewa dan pengeluaran sehari-hari. Saya bergantung pada pekerjaan saya, serta bantuan tunai UNHCR agar kami dapat bertahan hidup”. Ketika diminta menjelaskan lebih lanjut, Hassan mengatakan itu membuatnya mampu membeli kebutuhan dasar seperti makanan dan perawatan medis jika salah satu anaknya jatuh sakit.

UNHCR telah menginisiasi serangkaian program untuk rencana bantuan musim dingin untuk membantu 3,4 juta pengungsi dan pengungsi internal di wilayah tersebut. Sebagian besar terdiri dari bantuan tunai musiman yang akan membantu keluarga mendapatkan pemanas, bahan bakar, dan pakaian musim dingin. Program-program lain termasuk tempat perlindungan tahan cuaca dan distribusi barang-barang bantuan inti di musim dingin.

Setiap tahunnya, sumbangan Zakat dan Sedekah memainkan peran penting dalam memberikan bantuan musim dingin ini kepada keluarga pengungsi yang paling rentan, seperti keluarga Hassan, yang tidur setiap malam sambil berdoa “agar hari berikutnya lebih baik dari hari sebelumnya”.

Berkat dana Zakat dan Sedekah, UNHCR dapat mendukung 15.037 keluarga terlantar - sekitar 75.183 orang - di Lebanon pada tahun 2022.

Fatima, Pengungsi Asal Afghanistan di Pakistan

Fatima, melarikan diri dari konflik di negaranya, berusaha untuk menafkahi keluarganya yang berjumlah 9 orang

Fatima dan 9 anggota keluarganya terpaksa melarikan diri dari tempat tinggal mereka di Afghanistan tahun 2014 untuk mencari perlindungan di Pakistan. Seperti halnya ribuan ibu, saudara perempuan, dan anak perempuan pengungsi lainnya, ia merupakan pencari nafkah dan pengasuh tunggal keluarganya.
Sebagai akibat dari konflik yang telah berlangsung di Afghanistan selama lebih dari empat dekade, terdapat lebih dari 2 juta orang yang telah menjadi pengungsi di sejumlah negara tetangga. Di Pakistan sendiri, ada lebih dari 1,2 juta pengungsi, termasuk Fatima dan keluarganya.
Hidup dalam pengungsian menghadirkan tantangan berat bagi Fatima dan keluarganya, mengingat bahwa mereka tiba untuk pertama kalinya di suatu negara asing dengan bahasa yang tidak mereka pahami. Lebih dari itu, Fatima harus menghadapi berbagai kesulitan ekonomi. Ia mengatakan: “Sangat sulit sebagai seorang wanita untuk merawat 9 anggota keluarga. Hal yang paling sulit adalah menemukan pekerjaan. Saya tidak merasa baik-baik saja, tetapi saya tetap bersyukur atas semuanya.”
Fatima dan saudara perempuannya sempat mempelajari cara membuat permadani, tetapi saudaranya kini menderita disabilitas yang membuatnya tidak dapat bekerja. Fatima berhasil mendapatkan pekerjaan yang memungkinkan baginya, hingga titik tertentu, untuk menghidupi anak-anaknya, saudara perempuannya yang cacat, dan ibunya yang lanjut usia.
Mendeskripsikan pekerjaan membuat permadani yang ia lakukan, Fatima berkata: “Seluruh bahan diberikan oleh perusahaan kepada kami dan kami dibayar 1 Rupee untuk setiap 10-12 simpul (100 Rupee = 0,45$). Pekerjaan ini sangat berat dan kami biasanya menganyam 20 sampai 25 baris setiap hari. Permadani sepanjang 8 meter akan menghabiskan 1,5 bulan atau 35 hari kerja tanpa istirahat.”
Pekerjaan ini bukan hanya tidak cukup menguntungkan bagi Fatima untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarga besarnya, tetapi ia juga sempat menderita di masa-masa awal pandemic COVID-19 karena kehilangan sumber penghasilannya dan gagal membayar sewa dan biaya hidup lainnya. Saat itulah ia mulai menerima bantuan tunai dari UNHCR.
“Ketika saya menerima kabar dari UNHCR bahwa saya akan memperoleh bantuan tunai, saya pikir saya sedang bermimpi. Bantuan ini menghapuskan banyak sekali kekhawatiran dan kesulitan yang saya rasakan. Saya mampu membayar sewa selama 2 bulan dan utang bahan makanan sehari-hari saya,” ujarnya.
Fatima melanjutkan: “Beberapa orang mungkin berkata bahwa 12.000 Paise (120 Rupee) tidaklah banyak, tetapi untuk seseorang yang benar-benar membutuhkan, bahkan 1 Rupee saja sangat berarti. Saya berterimakasih kepada UNHCR. Program ini membantu banyak orang yang membutuhkan. Bagi siapa pun orang asing yang hidup sebatang kara di sini, program ini menyelamatkan banyak nyawa dan menumbuhkan harapan bahwa seseorang pasti mendukung kita, bahwa ada seseorang yang akan membantu dan mendengar suara kita.”
Keluarga Fatima adalah salah satu dari ribuan pengungsi dan keluarga pengungsi internal Afghanistan yang menerima bantuan tunai dari UNHCR. Zakat dan Sadaqah yang didonasikan ke Refugee Zakat Fund memudahkan UNHCR dalam memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada penerima yang layak.

Berkat dana Zakat dan Sedekah, UNHCR mampu membantu 3.138 keluarga pengungsi di Pakistan pada tahun 2022.

Shatha, Pengungsi Suriah di Yordania

Contoh ketangguhan dan komitmen untuk merawat keluarganya

Saat kami bertemu Shatha, apa yang ia katakan sama sekali tidak hiperbolik setelah pengalaman musim dingin yang mengerikan. Kata-katanya tampaknya berakar pada ketakutan yang masuk akal dan mendalam untuk menghidupkan kembali pengalaman itu ketika semua yang mereka butuhkan – kasur, karpet, dan penutup tempat tidur – hancur total karena banjir.

“Akulah yang bertanggung jawab menyediakan segalanya untuk keluargaku, termasuk makanan, biaya sewa dan obat-obatan,” kata Shatha, tulang punggung keluarganya. Selama kunjungan kami, ia menceritakan betapa cemas ia terhadap enam anggota keluarganya, beberapa sedang sakit, lanjut usia, dan masih sekolah, semuanya kurang kehangatan untuk tidur ditengah malam musim dingin.

Penderitaan Shatha sejalan dengan ribuan pengungsi dan keluarga pengungsi internal di seluruh wilayah. Bagi banyak orang, musim dingin ke-12 berturut-turut dalam pengungsian sangat keras karena mereka menghadapi kesulitan lain sehubungan dengan kerawanan pangan, kenaikan biaya hidup, dan pengangguran yang sebagian disebabkan oleh pandemi COVID-19, semuanya tampak besar.

Untuk mengatasi situasi ini, UNHCR telah menginisiasi serangkaian program sebagai bagian dari rencana bantuan musim dinginnya. Rencana tersebut sebagian besar terdiri dari pendistribusian bantuan tunai musiman yang memungkinkan keluarga memperoleh barang-barang musim dingin yang penting seperti pemanas, bahan bakar, dan pakaian musim dingin. Program-program lain termasuk tempat perlindungan tahan cuaca dan distribusi barang-barang bantuan inti musim dingin.

Berkat dana Zakat dan Sedekah, UNHCR mampu mendukung sekitar 33.970 keluarga pengungsi - sekitar 155.469 orang - di Yordania pada tahun 2022.

Om Saker, Orang Irak yang Kembali

Berjuang untuk menafkahi anak-anaknya di tengah sakit dan kesulitan

Bagi Om Saker, tujuh tahun terakhir terasa seperti seumur hidup. Setelah invasi ISIS pada tahun 2015 membawa perang dan penganiayaan ke kampung halamannya, dia terpaksa melarikan diri dari Hatra, Irak dan tinggal di kamp-kamp pengungsian selama tiga tahun berikutnya. Dia berhasil kembali pada tahun 2018, tetapi kehidupan yang pernah dia kenal telah hilang. Suaminya menghilang, menjadikan Om Saker sebagai pencari nafkah tunggal untuk ketiga anaknya – Hiba, Nada, dan Saker. Dia secara tragis kehilangan putrinya yang berusia 6 bulan, Sada, selama pemindahan, menambah tekanan emosional dan finansial yang sudah dia alami, dan untuk menambah semuanya, rumah lamanya dihancurkan. Dia sekarang tinggal di sebuah tenda kecil di sebelah rumah sederhana ayah mertuanya di Hatra dan ketika ditanya tentang bagaimana dia bisa bertahan hidup, dia berkata, “Kami bergantung pada dukungan orang-orang baik. Kita sudah lupa apa itu kenyamanan. Sejak ayah mereka hilang, kami tidak memiliki sumber pendapatan”.

Sayangnya, meski sudah kembali ke Hatra, keluarga tersebut terus menghadapi kondisi yang keras – terutama selama musim dingin. Om Saker menjelaskan: “Kami hanya makan roti. Kadang-kadang saya menerima bantuan dan kemudian bisa memasak makan siang dan makan malam untuk anak-anak saya. Kalau tidak, kami tidak punya apa-apa”. Ketika ditanya tentang bagaimana mereka menghadapi musim dingin, dia menjawab: “Musim dingin sangat mempengaruhi kita. Saya terkadang pergi ke rumah saudara perempuan saya. Kalau saya tetap di sini, sering kali air hujan bocor ke dalam. Setiap tahun, saya berharap ada kemudahan, tetapi kami masih dalam situasi yang sama. Saya tidak punya gaji dan uang… saya tidak punya apa-apa”.

Hal ini terjadi sampai Om Saker mulai menerima bantuan tunai musim dingin UNHCR, yang diberikan kepada keluarga pengungsi internal dan keluarga yang paling rentan di Irak. Dengan gembira ia mengingat saat menerima SMS dari UNHCR tentang bantuan tunai: “Saya merasa sangat senang sampai tidak bisa tidur. Saya menerima 140.000 dinar Irak ($100). Saya tidak percaya… Itu memenuhi kebutuhan saya selama 3-4 bulan. Saya merasa nyaman dan tidak perlu meminta apapun dari siapapun”. Dengan bantuan vital ini, Om Saker mampu melunasi banyak hutang dan mampu memasak makanan yang layak untuk anak-anaknya serta banyak hal lainnya. “Jika kami tidak menerima bantuan, kami bisa mati kelaparan”, katanya.

Saat dia mencoba memenuhi kebutuhan, Om Saker bersyukur, terlepas dari kondisi keras yang dia hadapi, dan menemukan pelipur lara yang hadir bersama anak-anaknya. “Tanpa mereka, saya tidak akan mampu menanggung kesulitan. Mereka memberi saya kenyamanan sampai semuanya dapat terselesaikan… Saya berdoa semoga Tuhan memberi kita kemudahan dan ayah mereka kembali. Hanya itu yang saya doakan”.

Berkat dana Zakat, UNHCR dapat mendukung 100 keluarga pengungsi - sekitar 498 orang - di Irak pada tahun 2022.

Kampanye

Kampanye Ramadan

Berkat kebaikan dan kemurahan hati hampir 20.000 donatur individu hingga perusahaan dan yayasan di seluruh dunia, Ramadhan ini kami dapat mengumpulkan dana untuk membantu lebih dari 100.000 pengungsi dan keluarga pengungsi di Mauritania, Nigeria, Lebanon, Mesir, Yordania, Irak, Yaman, Afghanistan, India, dan Bangladesh. Kampanye Ramadhan “Every Gift Counts” mengingatkan orang-orang bahwa satu donasi sekecil apa pun akan memberi dampak bagi kehidupan keluarga pengungsi.
Sebagai bagian dari upaya advokasi dan penggalangan dana yang lebih besar di bulan Ramadhan, kampanye ini digalakkan dengan peluncuran Laporan Tahunan Filantropi Islam melalui serangkaian acara dan konferensi di seluruh dunia, perilisan lagu “Ikhtiary” yang merupakan hasil kerja sama dengan artis Kuwait Humood Alkhudher, tantangan TikTok dengan lagu oleh keluarga Anasala yang didedikasikan untuk pengungsi, serta menjalin banyak kemitraan, kolaborasi, serta aktivasi lokal dan daerah lainnya.

Kampanye Dzul Hijjah

Menandai 10 hari penuh berkah Dzul Hijjah dan Idul Adha, ketika kedermawanan dan beramal sangat dianjurkan, sebuah kampanye diluncurkan untuk menggalang dana bagi para pengungsi, keluarga pengungsi internal dan komunitas tuan rumah, yang menghadapi peningkatan kemiskinan dan kerawanan pangan, mengingat kondisi ekonomi dan gangguan rantai pasokan pangan global yang memburuk. Sebanyak $383.078 terkumpul dari 2.087 donor yang menyediakan kebutuhan bagi keluarga terlantar yang membutuhkan di MENA, dengan bantuan tunai yang sangat dibutuhkan, membantu mereka memenuhi sebagian dari kebutuhan paling dasar dan mendesak mereka.

Kampanye Musim Dingin

Dengan dimulainya musim dingin, UNHCR meluncurkan kampanye musim dinginnya, membunyikan alarm tentang kebutuhan mendesak dari para keluarga pengungsi yang menghadapi musim berat dengan persediaan yang kian menyusut. Pada bulan-bulan musim dingin tiap tahunnya, orang-orang yang terpaksa mengungsi dihadapkan pada kesulitan dan biaya yang terus meningkat. Saat suhu turun di tengah cuaca ekstrem, keluarga pengungsi berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti menghangatkan tempat tinggal mereka, membeli pakaian hangat, dan memasak makanan panas.

Global Islamic Fund for Refugees

Pada 22 September, di sela-sela Sidang Umum PBB ke-77 di New York, UNHCR meluncurkan Global Islamic Fund for Refugees (GIFR), bekerja sama dengan Islamic Solidarity Fund for Development (ISFD), cabang pengentasan kemiskinan dari Islamic Development Bank.

Sarana pembiayaan pertama yang sesuai Syariah dengan akun Wakaf dan akun non-Wakaf, GIFR bertujuan untuk menginvestasikan kontribusi donor dan memanfaatkan hasilnya untuk memberikan bantuan pembangunan dan kemanusiaan kepada mereka yang terkena dampak krisis pengungsian.

GIFR diluncurkan dengan investasi modal awal sebesar $50 juta oleh ISFD ke rekening Wakaf, dan $50 juta oleh UNHCR ke rekening non-Wakaf, sehingga pendanaan awal menjadi $100 juta. Selama dekade berikutnya, diperkirakan bahwa GIFR akan membantu menciptakan sumber dana baru yang cukup besar untuk program-program UNHCR, sumber dana ini berkembang seiring dengan investasi kontributor baru dalam dana sumbangan.

Peluncuran Laporan

Peluncuran Laporan Tahunan Filantropi Islam 2022

Pada 30 Maret 2022, beberapa hari menjelang Ramadhan, PSP MENA meluncurkan Laporan Tahunan Filantropi Islam UNHCR dari Jeddah, Arab Saudi, bekerja sama dengan Akademi Fiqh Islam Internasional (IIFA), anak perusahaan Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Acara ini terdiri dari tiga diskusi panel tentang peran kemitraan untuk memajukan Zakat dan instrumen keuangan sosial Islam lainnya dalam menanggapi krisis kemanusiaan global, dan menghadirkan pembicara dan peserta tingkat tinggi dari lembaga Islam global dan regional terkemuka serta organisasi amal, termasuk Al- Azhar Islamic Research Academy, Dewan Fiqh Islam Liga Muslim Dunia, Majelis Pemuda Muslim Dunia (WAMY) dan Organisasi Akuntansi dan Audit untuk Lembaga Keuangan Islam (AAOIFI). Acara tersebut diliput secara luas oleh media di seluruh GCC, termasuk dari KSA, Kuwait, dan UEA.

Sehari sebelumnya, telah diadakan sesi tertutup dengan sejumlah organisasi Islam, di kantor IIFA di Jeddah, untuk membahas bagaimana UNHCR dapat meningkatkan pendekatan Dana Zakat Pengungsi terhadap kepatuhan Zakat.

Peluncuran Laporan Pertengahan Tahun Filantropi Islam 2022

Pada 12 Oktober, bekerja sama dengan Rumah Zakat Kuwait, UNHCR meluncurkan Laporan Tengah Tahun Filantropi Islam 2022, yang menyoroti dampak kemanusiaan dari sumbangan Zakat dan Sedekah yang diterima melalui Dana Zakat Pengungsi UNHCR selama paruh pertama tahun 2022. Laporan dirilis dalam acara yang diadakan di Rumah PBB di Kuwait, dengan lebih dari 70 peserta, termasuk HNWI, perusahaan, yayasan, dan mitra amal. Pembicara senior dari Dubai Charity (UEA), The Turkish Red Crescent (Turki), Bank Syariah Indonesia dan Rumah Zakat (Indonesia), juga turut ambil bagian dalam acara tersebut.

Tinjauan Kepatuhan

Pada bulan September, Yayasan Tabah melakukan tinjauan kepatuhan Zakat secara online di tiga negara Asia yang menerima dana Zakat pada tahun 2022, yaitu Bangladesh, India, dan Indonesia. Staf UNHCR dari lapangan memberikan gambaran tentang situasi pengungsian di daerah masing-masing, mempresentasikan modalitas distribusi Zakat dan menunjukkan dampak dari donasi Zakat. Tinjauan kepatuhan ini merupakan praktik tahunan yang merupakan bagian dari perjanjian pro-bono yang ditandatangani dengan Tabah Foundation hingga tahun 2025. Tinjauan kepatuhan telah dilakukan (baik secara langsung atau secara virtual) setiap tahun sejak 2018, dengan tujuh negara penerima zakat yang telah ditinjau sejauh ini. Reviewnya bisa kamu baca di sini.

Tabah Foundation adalah organisasi penelitian Islam nirlaba yang menawarkan saran dan rekomendasi kepada para pengambil kebijakan agar mereka mengambil pendekatan bijak yang bermanfaat bagi masyarakat. Tabah Foundation menyediakan platform bagi para sarjana dan akademisi untuk melakukan pengembangan wacana Islam baru yang melibatkan metodologi kritis dari disiplin Syariah dengan isu-isu yang menjadi perhatian komunitas global.

Target Relevan SGD

• Pada tahun 2030 mengurangi setidaknya setengah dari proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari segala usia yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi menurut definisi nasional.

• Pada tahun 2030 memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan, terutama yang miskin dan rentan, memiliki hak yang sama atas kebutuhan ekonomi, serta akses ke layanan dasar, kepemilikan, dan kendali atas tanah dan bentuk properti lainnya, warisan, sumber daya alam, teknologi baru yang layak, dan layanan keuangan termasuk keuangan mikro.

Keterangan

Sejalan dengan salah satu target utama SDG 1, yang bertujuan untuk “mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari segala usia yang hidup dalam kemiskinan” pada tahun 2030, UNHCR berkomitmen untuk mengakhiri kemiskinan dengan mengadvokasi pengungsi untuk mampu bekerja di negara tempat mereka mengungsi. Ketika pengungsi mampu bekerja, mereka menjadi mandiri dan mampu menafkahi diri sendiri dan keluarganya, meningkatkan ketahanan, memulihkan martabat, dan membantu seluruh keluarga untuk membangun masa depan yang mandiri dan bermakna. Sebagai contoh, di Pakistan, dana Zakat meningkatkan keterlibatan ekonomi dan sosial para pengungsi yang sangat miskin dan masyarakat penampung melalui proyek ‘penghapusan kemiskinan’, di mana alokasi aset produktif memungkinkan keluarga untuk meluncurkan perusahaan berskala kecil. Dalam banyak hal, proyek ini selaras dengan target SDG 1 lainnya: “pada tahun 2030, memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya yang miskin dan rentan, memiliki hak yang sama atas sumber daya ekonomi, serta akses ke layanan dasar, kepemilikan dan kendali atas tanah dan bentuk kepemilikan lainnya”.
Secara makro, pengungsi, pencari suaka, pengungsi internal, dan pengungsi yang kembali merupakan komunitas yang paling berisiko jatuh di bawah garis kemiskinan. Dengan demikian, dana Zakat dan Sedekah merupakan langkah penting untuk memberikan bantuan tunai kepada komunitas tersebut – khususnya Lebanon, Yordania, Irak, Yaman, Mauritania, dan Mesir – sehingga dapat membantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan esensial mereka dan mencegah mereka dari keharusan menggunakan mekanisme koping negatif.

Target Relevan SGD

• Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target yang disepakati secara internasional pada tahun 2025 untuk kasus stunting dan wasting pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja putri, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Keterangan

UNHCR terus mendukung akses universal terhadap makanan yang aman dan bergizi bagi individu dan masyarakat yang paling rentan. Melalui dana Zakat, UNHCR mendistribusikan bantuan tunai multiguna kepada para pengungsi dan pengungsi internal di Irak, Yaman, Lebanon, Yordania, dan Mesir, dengan memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan mendesak (yaitu makanan). Memastikan bahwa orang-orang ini memiliki akses terhadap makanan kaya nutrisi yang memadai dan sangat penting untuk keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan jutaan orang yang terpaksa mengungsi.

Contoh utama ada di India, di mana dana Zakat membantu meningkatkan ketahanan pangan para pengungsi dan masyarakat penampung melalui distribusi jatah makanan kepada keluarga yang paling rentan, termasuk perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan orang lanjut usia. Hasil positif dari dana ini adalah bukti komitmen UNHCR terhadap target utama SDG 2: “mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi […] dan memenuhi kebutuhan gizi remaja putri, ibu hamil dan menyusui serta manula”.

Target Relevan SGD

• Mencapai kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko finansial, akses ke layanan kesehatan esensial yang berkualitas dan akses ke obat-obatan dan vaksin esensial yang aman, efektif, berkualitas dan terjangkau untuk semua.

Keterangan

UNHCR berusaha untuk memfasilitasi akses para pengungsi dan masyarakat penampung ke sistem perawatan kesehatan nasional, sebuah misi yang terhubung ke salah satu target SDG 3: “mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses ke layanan kesehatan esensial yang berkualitas dan akses terhadap obat-obatan dan vaksin esensial yang efektif, berkualitas dan terjangkau untuk semua”. Terlebih, dana Zakat dan Sedekah membantu memberikan bantuan uang tunai multiguna kepada pengungsi dan pengungsi internal yang memungkinkan mereka untuk mengakses layanan yang seringkali terkendala keuangan, seperti klinik kesehatan. Pemantauan kami menunjukkan bahwa bantuan tunai digunakan dalam berbagai cara, termasuk layanan perawatan esensial dan perawatan medis, biaya dokter, dan pengobatan.

Selain itu, dana sedekah telah membantu meningkatkan status kesehatan pengungsi Sudan (dan anggota masyarakat penampung mereka) yang tinggal di bagian timur Chad, sehingga memungkinkan pengungsi mengakses layanan kesehatan yang esensial. Termasuk rawat inap, kesehatan mental dan dukungan psikososial, pengobatan esensial untuk perawatan preventif dan kuratif, serta menyediakan peralatan medis ke pusat kesehatan.

Target Relevan SGD

• Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, dengan penddikan yang setara dan berkualitas yang mengarah pada hasil pembelajaran yang relevan dan kualitas pendidikan yang efektif.

• Pada tahun 2030, memastikan akses yang setara bagi semua perempuan dan laki-laki terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan tersier yang terjangkau dan berkualitas, termasuk universitas.

Keterangan

Target mendasar SDG 4 adalah untuk “memastikan bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang gratis, setara dan berkualitas”. Bantuan tunai yang diberikan oleh Dana Zakat Pengungsi telah terbukti efektif dalam mendukung akses pendidikan tersebut dengan membantu orang tua pengungsi dengan biaya langsung seperti biaya sekolah, seragam, transportasi, dan mengatasi hambatan keuangan lainnya yang membuat anak-anak tidak dapat bersekolah. Lebih khusus lagi, dana sedekah juga membantu meningkatkan akses ke pendidikan berkualitas bagi para pengungsi Sudan dan desa-desa terdekat di Chad timur. Memungkinkan para pelajar pengungsi mendapat pendidikan yang lebih baik karena pembangunan dan renovasi beberapa ruang kelas, sekaligus pemeliharaan sekolah lokal.

Dana Zakat Pengungsi telah melakukan upaya serupa sehubungan dengan target SDG 4 lainnya: “memastikan akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki untuk pendidikan teknik, kejuruan dan tersier yang terjangkau dan berkualitas, termasuk universitas”. Dana tersebut telah mendukung akses ke pendidikan tersier melalui biaya kuliah, bersama dengan pemberian tunjangan kepada sekitar 20 siswa untuk biaya pendidikan esensial (yaitu buku, transportasi, dan akomodasi).

Target Relevan SGD

• Mengakui dan menghargai para perawat dan pekerja rumah tangga yang tidak dibayar melalui penyediaan layanan publik, kebijakan infrastruktur, perlindungan sosial, dan peningkatan tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan keluarga yang sesuai secara nasional.

• Hilangkan semua praktik berbahaya, seperti pernikahan dini dan pernikahan paksa serta mutilasi alat kelamin perempuan.

Keterangan

Setelah menyelesaikan kerangka penilaian kerentanan untuk mengidentifikasi penerima yang memenuhi syarat untuk bantuan, dana Zakat dan Sedekah di Lebanon, Yordania, Mesir, Yaman, Irak, Mauritania, dan Chad, selanjutnya UNHCR mendedikasikan bantuan tunai bagi keluarga yang sangat rentan – termasuk rumah tangga yang dipimpin perempuan dan anak-anak mereka. Proses seleksi ini sesuai dengan salah satu target SDG 5, yang bertujuan untuk “mengakui dan menghargai perawat dan pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar”. Selain itu, bantuan tunai berkontribusi untuk memberikan perlindungan dan kesetaraan gender dengan meningkatkan kemandirian, membantu perempuan pengusaha dan memberdayakan perempuan untuk melakukan pengambilan keputusan dalam rumah tangga.

Yang terpenting, dana Zakat membantu memastikan populasi masyarakat yang paling rentan tidak menggunakan mekanisme koping negatif yang berakar dari kemiskinan. Ketika perempuan dan anak-anak perempuan memiliki kesetaraan akses dan memiliki kontrol akan segala sumber daya serta mampu berpartisipasi dan mampu memberikan dampak dalam proses pengambilan keputusan, mereka tidak akan lagi rentan terhadap eksploitasi seksual, kekerasan berbasis gender, pernikahan dini, dan dipekerjakan secara paksa. Dampak positif ini berjalan beriringan dengan target SDG 5 yaitu: ” Hilangkan semua praktik berbahaya, seperti pernikahan dini dan pernikahan paksa serta mutilasi alat kelamin perempuan”. Secara umum, akses yang adil untuk bantuan tunai membantu memfasilitasi transformasi yang baik dan positif dalam hubungan, peran, dan sikap akan perilaku diskriminasi gender.

Target Relevan SGD

• Pada tahun 2030, mencapai kesetaraan akses secara universal terhadap keamanan dan ketersediaan air minum untuk semua.

• Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor dan memastikan pengambilan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air dan secara substansial mengurangi jumlah orang yang menderita kelangkaan air.

Keterangan

UNHCR berkomitmen untuk “mencapai akses ke sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata untuk semua” pada tahun 2030, yang merupakan salah satu target SDG 6. Dengan demikian, bantuan tunai yang diberikan oleh dana Zakat kami kepada pengungsi dan pengungsi internal telah terbukti membantu mereka mengakses produk kebersihan dan sanitasi sekaligus alat pelindung diri untuk melindungi mereka dari COVID-19. Contoh utama adalah Chad, di mana dana Sedekah membantu pengungsi Sudan dan masyarakat penampung mengakses air yang aman dan bersih melalui solarisasi pompa air, yaitu solarisasi lubang bor yang mengurangi biaya energi terkait.

Selain itu, akses ke pompa air diperbaiki dan sumber air dibangun di sekolah-sekolah untuk memastikan para pengungsi memiliki cukup air untuk memerangi penyebaran COVID-19. Ini sekaligus membantu menyelesaikan target SDG 6 lainnya, yaitu – “[…] secara substansial mengurangi jumlah orang yang menderita kelangkaan air”.

Target Relevan SGD

• Pada tahun 2030, memastikan akses universal ke layanan energi yang terjangkau, dapat diandalkan, dan modern.

Keterangan

Akses ke energi yang aman dan berkelanjutan merupakan kebutuhan dasar manusia. Tanpa itu, mereka yang terpaksa mengungsi – khususnya perempuan dan anak-anak – lebih rentan dan memiliki lebih sedikit waktu untuk membangun kembali kehidupan mereka. Di UNHCR, kami berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan energi para pengungsi, meningkatkan akses ke bahan bakar berkelanjutan, memberdayakan pusat kesehatan, dan memanfaatkan penerangan bertenaga surya.

Sesuai dengan komitmen ini – dan dengan target SDG 7 untuk memastikan “akses universal ke layanan energi yang terjangkau, andal, dan modern” pada tahun 2030 – dana Zakat dikirim ke Bangladesh untuk membantu pengungsi Rohingya. Selanjutnya, para pengungsi diberikan bahan bakar gas cair (LPG), yang tersedia secara lokal di Bangladesh dan dinilai sebagai alternatif bahan bakar terbaik untuk memasak. UNHCR dan mitra lainnya melakukan kajian dampak peralihan ke LPG. Studi tersebut menemukan bahwa distribusi LPG telah menghasilkan pengurangan 80% permintaan kayu bakar dalam rumah tangga penduduk Rohingya di pengungsian, bahkan dapat mengurangi deforestasi hingga berada dalam tingkat hutan yang berkelanjutan.

Target Relevan SGD

• Mendorong kebijakan berorientasi pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, serta mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses ke layanan keuangan.

Keterangan

Salah satu pilar utama pekerjaan UNHCR di seluruh dunia adalah memberikan para pengungsi, pengungsi internal, pengungsi yang kembali, pencari suaka, dan orang-orang tanpa kewarganegaraan akses yang sama terhadap pekerjaan yang layak dan berkelanjutan terlepas dari jenis kelamin, ras, status ekonomi atau hukum mereka. UNHCR telah menyumbangkan dana Zakat untuk menyediakan pekerjaan yang berkelanjutan dan layak bagi masyarakat yang rentan dengan mendukung kegiatan yang menghasilkan pendapatan di Nigeria dan usaha-usaha kecil di Pakistan, serta memberikan pengungsi dan pengungsi internal bantuan keuangan dan sumber daya pendidikan untuk memastikan bahwa bisnis mereka dapat berkembang dalam jangka waktu yang panjang.

Kegiatan di atas sangat sejalan dengan target SDG 8 yang mempromosikan “kebijakan berorientasi pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, serta mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro-kecil dan menengah”. Sebagai bukti lebih lanjut, UNHCR juga telah melakukan program mata pencaharian di beberapa negara untuk memastikan bahwa para pengungsi dan pengungsi internal dapat menerima dukungan dan pelatihan yang memadai untuk bekerja, tidak terbatas pada pelatihan kejuruan. Memperluas akses terhadap keterampilan hidup dan kerja di kalangan pemuda, peluang untuk mengakses keterampilan dan pelatihan, kursus teknik, magang berorientasi pendidikan, magang berorientasi pada teknik, bantuan usaha rintisan (start-up), dan lowongan.

Target relevan SDG

• Pada tahun 2030, memberdayakan dan mempromosikan inklusi sosial, ekonomi dan politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, disabilitas, ras, etnis, asal muasal, agama, status ekonomi atau status lainnya.

Keterangan

Karena status hukum mereka, pengungsi seringkali tidak memiliki hak untuk bekerja secara formal di negara tempat mereka bernaung sehingga mengakibatkan ketidaksetaraan penghasilan dan kesempatan. Status hukum pengungsi seringkali menghalangi mereka untuk memiliki akses yang sama akan tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan layanan lainnya. Dengan demikian, dana Zakat membantu memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi keluarga pengungsi yang rentan di Lebanon, Irak, Yordania, Mesir, Pakistan, Bangladesh, India, untuk memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan dasar mereka serta mengakses layanan penting yang dibutuhkan untuk membangun kembali kehidupan mereka. Hal ini sangat membantu untuk mencapai salah satu target utama SDG 10: “memberdayakan dan mempromosikan inklusi sosial, ekonomi, dan politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, disabilitas, ras, etnis, asal muasal, agama, status ekonomi atau status lainnya” pada tahun 2030.

Target Relevan SDG

• Pada tahun 2030, memastikan akses bagi semua orang akan tempat tinggal dan layanan dasar yang layak, aman dan terjangkau serta memperbaiki daerah yang kumuh.

Keterangan

Dana zakat membantu memberikan bantuan tunai kepada keluarga pengungsi yang rentan di Lebanon, Yordania, Irak, Yaman, Mauritania, dan Mesir. Bantuan ini memungkinkan UNHCR untuk membantu keluarga mempertahankan tempat tinggalnya yang aman dan terjangkau dengan memastikan para pengungsi dapat membayar sewa mereka. Dampaknya, hal ini sangat mengurangi risiko penggusuran mereka, sehingga dapat memenuhi target SDG 11 yang ingin “memastikan akses bagi semua orang akan tempat tinggal dan layanan dasar yang layak, aman dan terjangkau serta meningkatkan permukiman yang kumuh” pada tahun 2030.

Target Relevan SDG

• Pengentasan pelecehan, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Keterangan

Dana zakat telah membantu keluarga pengungsi yang rentan dengan bantuan tunai untuk mengurangi ketergantungan mereka pada mekanisme koping negatif seperti mempekerjakan anak-anak, perdagangan anak dan pernikahan dini. UNHCR juga memberikan bantuan tunai kepada anak-anak tanpa pendamping dan terpisah (UASC – yaitu anak-anak di bawah usia 18 tahun yang bepergian dan tinggal sendiri dalam pengungsian) agar mereka dapat bertahan hidup dan mengakses pelayanan dan perlindungan yang mereka butuhkan, yang berkontribusi pada target SDG 16 yang begitu penting, yaitu: “mengakhiri pelecehan, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak”.

Selain itu, sejalan dengan target SDG 16 lainnya – “secara signifikan mengurangi semua bentuk kekerasan dan angka kematian terkait di mana pun” – program perlindungan anak UNHCR membantu mencegah kekerasan seksual dan berbasis gender di antara anak-anak tanpa pendamping dengan memastikan bahwa mereka memiliki akses ke layanan sosial penting, termasuk dukungan psiko-sosial.

Target Relevan SDG

• Mendorong dan mempromosikan kemitraan publik, publik-swasta, dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan strategi sumber daya kemitraan.

Keterangan

Di antara sekian banyak target SDG 17 adalah, “mendorong dan mempromosikan kemitraan publik, publik-swasta, dan masyarakat sipil yang efektif” – tanpa kemitraan semacam itu, advokasi kami untuk pengungsi dan pengungsi internal yang paling rentan tidak akan mungkin terlaksana. Oleh karena itu, UNHCR memiliki kesepakatan dengan lebih dari tiga puluh mitra yang beragam secara global seputar topik Filantropi Islam untuk, antara lain, membangun infrastruktur yang diperlukan untuk memberikan bantuan vital berupa dana tunai dari Dana Zakat Pengungsi.

Sebagai contoh, di Mesir, para pengungsi dapat mengambil transfer tunai mereka dari salah satu dari 4.000 cabang Kantor Pos Mesir di seluruh negeri, sementara di Yordania bantuan tunai diberikan melalui ATM di Bank Kairo-Amman. Sementara, pengungsi di Irak diharuskan menggunakan EyePay, yang merupakan sistem otentikasi pembayaran biometrik yang telah meningkatkan akurasi identifikasi, kecepatan dan efisiensi pengiriman uang tunai, serta mengurangi risiko penipuan.