Laporan Tengah Tahunan Filantropi Islam 2022 - UNHCR

Kata Pengantar oleh Dr. Majed Al-Azmi

Acting Director-General Lembaga Zakat Kuwait

Kemitraan Lembaga Zakat Kuwait dengan UNHCR sudah berlangsung lebih dari 20 tahun dan kontribusi kami kepada UNHCR sudah banyak membantu lebih dari ribuan Pengungsi dan keluarga Pengungsi internal di dunia.

Kata Pengantar oleh Nur Efendi

CEO Rumah Zakat

Kemitraan Rumah Zakat dengan UNHCR sudah membawa dukungan kami ke berbagai tempat yang sangat membutuhkan dan membantu para Pengungsi Syria di Jordania melalui dukungan bantuan tunai yang sangat mereka butuhkan

Kata Pengantar oleh Khaled Khalifa

Senior Advisor to the High Commissioner
Perwakilan untuk negara anggota GCC

Sejak dimulai di 2017, Refugee Zakat Fund yang mengikuti 100% ketentuan zakat, sudah memberikan dukungan kepada lebih dari 5.5 Juta pengungsi dan pengungsi internal di seluruh dunia

Ringkasan

Filantropi Islam dalam penanganan Pengungsi: Januari-Juni 2022

Dengan Zakat dan Sedekah yang diterima dari para mitra dan donor di paruh pertengahan 2022 melalui Refugee Zakat Fund, UNHCR mampu mendukung lebih dari 1.2 Juta Pengungsi dan Pengungsi internal di 20 negara

Dampak Refugee Zakat Fund

Negara pendistribusian Zakat dan Sedekah

Kisah tentang Dampak

Filantropi Islam di dalam Upaya Mewujudkan

E-WEB-Goal-01
E-WEB-Goal-02
E-WEB-Goal-03
E-WEB-Goal-04
E-WEB-Goal-05
E-WEB-Goal-06
E-WEB-Goal-07
E-WEB-Goal-08
E-WEB-Goal-10
E-WEB-Goal-11
E-WEB-Goal-16
E-WEB-Goal-17

Sorotan Utama

Mitra Filantriopi Islam di Seluruh Dunia

Fokus Kemitraan

World Assembly of Muslim Youth

logo-new2 (1)

World Assembly of Muslim Youth (WAMY), berdiri pada tahun 1972, bertujuan untuk membangun jembatan dalam masyarakat yang multikultural melalui pendidikan kepada Pemuda Muslim dalam hal kebaikan bersama dan juga mempromosikan pemahaman antar manusia.

Sheikh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al Thani Humanitarian Fund

New Project (3)

Syekh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al Thani Humanitarian Fund adalah lembaga pendanaan kemanusiaan yang berdiri pada tahun 2019, bertujuan untuk membantu populasi yang paling rentan di seluruh dunia melalui kolaborasi antara UNHCR dan Organisasi Kemanusiaan lainnya

Zakat House of Kuwait

MicrosoftTeams-image (14)

Zakat House bekerja mengumpulkan dan mendistribusikan Zakat dan amal dengan sebaik-baiknya, efisien dan berlandaskan hukum yang berlaku sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat

Mohammed bin Rashid Al Maktoum Global Initiatives

MBRGI_PartnersInFocus

MBRGI, dibentuk di tahun 2015, mengawasi lebih dari 30 lembaga kemanusiaan dan pemberdayaan di seluruh dunia, dengan fokus utama mendukung komunitas rentan dan kurang beruntung.

Dukungan dan Fatwa

15
13
12
11
10
9
8
7
5
4
3
2
tri-state-logo-resized
thailand-partner-1

Refugee Zakat Fund

Refugee Zakat Fund, diluncurkan di tahun 2019 oleh UNHCR, sudah menjadi mitra utama pendistribusian yang efektif, sesuai aturan, dan terpercaya baik oleh institusi dan individu. Sejak dimulai di 2017, lebih dari 5.4 Juta penerima manfaat terbantu, terima kasih karena telah lebih dari $185 Juta diterima melalui Refugee Zakat Fund, yang 80% nya merupakan dana Zakat.

Refugee Zakat Fund UNHCR tunduk pada tata kelola dan pengawasan yang ketat, memastikan transparansi di setiap langkahnya, serta mengarah pada pemberian bantuan.

Anda juga bisa menyalurkan Zakat dan Sedekah anda melalui aplikasi “Refugee Zakat Fund”

Unduh Aplikasi “Refugee Zakat Fund” sekarang di telepon selular anda untuk mengirim Zakat dan Sedekah kepada pengungsi yang paling rentan dan keluarga pengungsi internal.

Refugee Zakat Fund

Refugee Zakat Fund yang diluncurkan pada 2019 oleh UNHCR telah menjadi mekanisme kemitraan utama yang efektif, patuh, dan dipercaya oleh institusi dan individu. Sejak uji cobanya pada tahun 2017, lebih dari 5,4 juta pengungsi telah dibantu berkat lebih dari $185 juta dana yang diterima melalui Refugee Zakat Fund di mana 80% di antaranya adalah Zakat.

Refugee Zakat Fund UNHCR tunduk pada tata kelola dan pengawasan yang ketat guna memastikan transparansi di setiap langkah pemberian bantuan.

null

Tata Kelola Keuangan

Manajemen dan akuntabilitas: Dana zakat disimpan dalam rekening bank khusus bebas bunga di Jenewa.

Ketertelusuran: Dana zakat disumbangkan secara patuh untuk kegiatan distribusi bantuan tunai dan barang yang sesuai dengan Zakat di negara-negara yang teridentifikasi sebagai negara dengan krisis kemanusiaan yang terus meningkat.

Transparansi: UNHCR menerbitkan laporan filantropi Islam dua tahunan dan para mitra diberikan laporan yang sesuai dengan preferensi masing-masing di mana dana mereka ingin digunakan.

null

Kepatuhan terhadap Syariah

Fatwa: Dana tersebut didukung oleh 15 fatwa dari ulama dan lembaga terkemuka di dunia, termasuk the Muslim World League, OIC’s International Islamic Fiqh Academy (IIFA), dan Al-Azhar’s Islamic Research Academy.

Infrastruktur: mengikuti kebijakan distribusi Zakat sebesar 100% kepada pengungsi yang memenuhi syarat sesuai dengan rekomendasi fatwa.

Pemantauan dan Evaluasi: tinjauan kepatuhan internal tahunan dilakukan oleh tim ahli Filantropi Islam di UNHCR dan tinjauan kepatuhan eksternal tahunan dilakukan oleh pihak ketiga yang menerbitkan laporan tentang temuan tinjauan ini.

null

Penilaian dan Pemantauan

Kerangka penilaian kerentanan: dilakukan untuk mengidentifikasi pengungsi yang memenuhi syarat.

Pemantauan Pasca Distribusi: dilakukan setiap tahun untuk mengukur dampak dan meningkatkan implementasi bantuan.

Inovasi: dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan kecurangan dan duplikasi dalam pendistribusian bantuan dengan memanfaatkan teknologi.

Ringkasan Eksekutif

Laporan Tengah Tahunan Filantropi Islam 2022 menampilkan dampak dana Zakat dan Sadaqah yang diterima selama paruh pertama tahun 2022.
Tingkat Pengungsian
Pada tahun ini, telah terjadi kenaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada jumlah orang yang terpaksa melarikan diri dari rumah mereka, dan jumlah tersebut kini berada pada posisi tertinggi sepanjang masa, yakni lebih dari 100 juta orang – yang berarti lebih dari 1% umat manusia. Instrumen keuangan sosial Islam terus menyediakan kesempatan baru untuk solidaritas sosial dan pemberdayaan ekonomi bagi para pengungsi, pengungsi internal (IDP), dan masyarakat yang menampung mereka.
Dampak Keseluruhan Sumbangan Zakat dan Sadaqah
Dengan Zakat dan Sadaqah yang diterima dari mitra dan donatur pada paruh pertama tahun 2022 melalui Refugee Zakat Fund, UNHCR mampu membantu lebih dari 1,2 juta pengungsi dan IDP di 20 negara. Sumbangan vital melalui Sheikh Thani bin Abdullah bin Thani Al Thani Humanitarian Fund, aplikasi seluler Refugee Zakat Fund, dan kampanye UNHCR pada bulan Ramadan dan Dzulhijjah, telah memainkan peran penting dalam memberikan dampak ini.
Dampak Zakat
Pada paruh pertama tahun 2022, Refugee Zakat Fund menerima lebih dari $18,6 juta dana Zakat, yang saat ini sedang didistribusikan menurut kebijakan distribusi Zakat 100%, sesuai dengan 15 fatwa yang diterima oleh UNHCR selama beberapa tahun terakhir. Dana Zakat akan menolong lebih dari 645.000 pengungsi dan IDP di 15 negara, yaitu Afghanistan, Bangladesh, Irak, Yaman, Lebanon, Yordania, Aljazair, Mesir, Tunisia, Iran, India, Nigeria, Somalia, Mauritania, dan Malaysia.
Dampak Sadaqah
Demikian pula, lebih dari $12,9 juta dana Sadaqah yang diterima UNHCR pada periode yang sama akan membantu lebih dari 607.000 penerima manfaat di 13 negara, di mana Sadaqah mewakili 41% dari total pendapatan Filantropi Islam UNHCR, naik dari 29.5% pada paruh pertama tahun 2021.
Fatwa dan Dukungan
Selama paruh pertama tahun 2022, lembaga-lembaga terkemuka seperti Islamic Affairs and Charitable Activities Department Dubai (IACAD) di Uni Emirat Arab, Tri-State Imams Council di Amerika Serikat, dan Supreme Council of Imams and Islamic Affairs di Brazil, memberikan dukungan tambahan terhadap Refugee Zakat Fund, sehingga jumlah dukungan menjadi 15 fatwa.
Acara
Menjelang bulan Ramadan, UNHCR meluncurkan Laporan Filantropi Islam 2022, melalui serangkaian acara dan webinar yang masing-masing diselenggarakan di Indonesia, Kerajaan Arab Saudi, Nigeria, Britania Raya, dan Kanada, melalui kerja sama dengan lembaga Zakat dan Fiqh, dan lembaga sektor swasta dan publik terkait lainnya, termasuk International Islamic Fiqh Academy (IIFA) dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Inisiatif Baru
Pada bulan Maret 2022, UNHCR dan lembaga penuntasan kemiskinan Islamic Development Bank (IDB), Islamic Solidarity Fund for Development (ISFD), menandatangani sebuah kesepakatan untuk meluncurkan Global Islamic Fund for Refugees (GIFR), sebuah instrumen mobilisasi sumber daya yang inovatif, berkelanjutan, dan sesuai dengan Syariah yang akan membuka peluang pendanaan Filantropi Islam yang baru untuk mendukung jutaan orang yang dipaksa mengungsi. Selain itu, sebuah halaman sumbangan penghormatan diluncurkan oleh UNHCR, yang memungkinkan para donatur untuk memberi bantuan kepada pengungsi dan IDP atas nama atau untuk mengenang orang yang mereka cintai.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG)
Dana Zakat dan Sadaqah digunakan untuk mewujudkan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), terutama: Tanpa Kemiskinan (SDG 1), Tanpa Kelaparan (SDG 2), Kehidupan Sehat dan Sejahtera (SDG 3), Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Kesetaraan Gender (SDG 5), serta Air Bersih dan Sanitasi Layak (SDG 6). Hal ini dimungkinkan berkat distribusi bantuan tunai multiguna, hibah dan pasokan pendidikan, barang bantuan utama, bantuan mata pencaharian, produk kebersihan, dan bahan tempat tinggal.
Kebutuhan Kemanusiaan
Pada tahun 2022, kebutuhan global UNHCR mencapai S$8.99 miliar untuk membantu sekitar 102,6 juta pengungsi, IDP, dan orang yang menjadi perhatian (POC) lainnya. $3,1 miliar diperlukan di negara-negara tempat UNHCR mendistribusikan Zakat dan Sadaqah, guna membantu 24,8 juta pengungsi dan IDP dengan berbagai intervensi, termasuk bantuan uang tunai dan barang-barang penting yang sangat dibutuhkan.

Kata Pengantar oleh Rumah Zakat

Assalamualaikum Warahmahtullahi Wabarrakatuh,
Kita hidup di zaman yang dipenuhi oleh berbagai tantangan global yang semakin kompleks, termasuk pandemi, krisis iklim, dan ketidaktahanan pangan yang terus meningkat. Perang dan konflik terus menyebabkan kehancuran dan memaksa orang untuk pergi dari rumah mereka, sementara kekeringan, bencana alam, dan berbagai bencana lainnya menimbulkan risiko besar terhadap kehidupan dan kesejahteraan sebagian besar umat manusia. Pada khususnya, orang-orang yang dipaksa mengungsi menjadi bagian dari kelompok yang paling rentan di muka bumi. Dipaksa untuk melarikan diri dari persekusi dan meninggalkan rumah mereka, mereka berjuang untuk bertahan hidup dan melindungi orang-orang yang mereka cintai, menghadapi kemiskinan, ketidakpastian, dan kesempatan yang terbatas. Terlepas dari kesukaran yang mereka hadapi, para pengungsi terus bertahan, dan kami bangga bisa bekerja sama dengan UNHCR untuk membantu mereka menjadi mandiri.
Rumah Zakat merasa terhormat karena dapat bermitra dengan UNHCR dalam meluncurkan Laporan Tengah Tahunan Filantropi Islam 2022. Laporan ini menunjukkan bahwa UNHCR merupakan salah satu distributor utama Dana Sosial Islam, melayani lebih dari 1.200.000 pengungsi secara global pada tahun 2022. Keberhasilan Filantropi Islam UNHCR dapat berasal dari kualitas Refugee Zakat Fund-nya, model distribusi yang jelas, dan intervensi yang dapat diskalakan. Dibekali dengan operasi global dan keahlian lebih dari 70 tahun, UNHCR dapat terus memperluas aktivitasnya dan memobilisasi dukungan di daerah yang sulit dijangkau dengan berfokus pada upaya untuk tidak meninggalkan siapa pun. Kemitraan kami dengan UNHCR memungkinkan kami untuk memberikan dukungan kami ke beberapa tempat yang paling membutuhkannya dan menjangkau masyarakat pengungsi Suriah di Yordania dengan bantuan tunai yang vital.
Selain itu, kami merasa sedih karena suatu pencapaian tragis telah terlampaui pada tahun 2022: kini terdapat lebih dari 100 juta pengungsi dan orang yang dipaksa mengungsi lainnya di seluruh dunia. Angka ini terus bertambah karena konflik dan persekusi tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Kami menunjukkan rasa solidaritas kepada mereka yang dipaksa untuk melarikan diri. Keputusan kami untuk bekerja sama dengan UNHCR bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan. Melalui kekuatan kemitraan kami, kami berharap bisa membantu mengatasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pengungsi dan membantu UNHCR dalam menemukan dan mengembangkan solusi jangka panjang untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
Sebagai pengakuan atas upaya UNHCR yang mengagumkan dalam mendistribusikan pembiayaan Zakat, Rumah Zakat telah menganugerahkan “Happiness Award” kepada UNHCR sebagai salah satu mitra strategis kami dalam Global Humanitarian Action yang luar biasa. Kami merasa terhormat karena bisa menjalin kerja sama dengan UNHCR sebagai mitra strategis kami dan akan terus mendukung UNHCR dalam segala upaya Filantropi Islam mereka.
Sebagai penutup, kami ingin mengingatkan Anda bahwa orang-orang yang dipaksa mengungsi – seperti kita semua – memiliki keinginan untuk menjalani hidup penuh martabat dan kehormatan. Meskipun kami ingin membantu semua pengungsi, kami tidak dapat melakukannya sendiri. Karena itu, kami ingin mengajak seluruh organisasi Islam di Indonesia dan wilayah ini untuk bergabung dengan kami dalam mendukung tujuan pengungsi dan memberikan bantuan kepada salah satu masyarakat paling termarginalkan dan rentan di dunia.
Sumbangan Anda akan mengubah kehidupan para pengungsi yang Anda dukung untuk selamanya. Meskipun kita mungkin tidak dapat mengubah dunia, kita dapat mengubah dunia seseorang.
Terima kasih.
Nur Efendi
CEO
Rumah Zakat Indonesia

Kata Pengantar oleh UNHCR

Pembaca yang terhormat,
UNHCR meluncurkan Laporan Tengah Tahunan Filantropi Islam 2022, yang menunjukkan dampak dana Zakat dan Sadaqah yang diterima melalui Refugee Zakat Fund terhadap kehidupan ribuan pengungsi dan pengungsi internal (IDP) di seluruh dunia.
Secara global, Filantropi Islam terus menjadi sebuah penggerak dalam mendukung para pengungsi di beberapa negara yang menampung pengungsi dan IDP. Sementara itu, Refugee Zakat Fund UNHCR masih memimpin upaya untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan mereka yang paling penting.
Tahun ini, kami mendapat dukungan dari Tri-State Imams Council di Amerika Serikat, Islamic Affairs and Charitable Activities Department Dubai di UEA, dan Supreme Council of Imams and Islamic Affairs Brazil, serta dukungan yang diperbarui dari Al-Azhar Islamic Research Academy, International Islamic Fiqh Academy, dan Muslim World League. Kami senantiasa berterimakasih kepada mitra-mitra tersebut atas kepercayaan mereka terhadap UNHCR dan kemampuannya mendistribusikan dana Zakat secara transparan dan efektif, termasuk di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Kami memperkirakan bahwa penerima manfaat dana Zakat dan Sadaqah yang diterima melalui Refugee Zakat Fund selama paruh pertama tahun 2022 berjumlah lebih dari 1,2 juta orang. Sejak dirintis pada 2017, Refugee Zakat Fund, yang menganut kebijakan distribusi Zakat 100%, telah membantu lebih dari 5,5 juta pengungsi dan IDP di seluruh dunia. Kami juga senang karena peran Sadaqah mengalami peningkatan, yang menunjukkan keragaman dalam instrumen keuangan sosial Islam.
Saya ingin secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Zakat House Kuwait atas partisipasinya dalam memperkenalkan laporan filantropi Islam UNHCR edisi ini, serta Sheikh Thani bin Abdullah bin Thani Al-Thani Humanitarian Fund atas dukungan krusial mereka selama 4 tahun berturut-turut.
Perang dan krisis di seluruh dunia terus meningkatkan kebutuhan akan bantuan kemanusiaan bagi orang-orang yang dipaksa mengungsi, di mana lebih dari 50% dari mereka berasal dari negara-negara anggota OIC. Donasi Zakat dan Sadaqah Anda, khususnya selama bulan-bulan musim dingin yang akan datang, akan membantu meringankan penderitaan mereka yang paling membutuhkan.
Terima kasih.
Khaled Khalifa
Penasihat Senior Perwakilan Komisariat Tinggi
untuk Negara-Negara GCC

Kata Pengantar oleh Zakat House Kuwait

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, serta kedamaian dan rahmat atas Nabi kita, Muhammad, serta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Sepanjang sejarah, masyarakat telah menyaksikan perkembangan yang berkesinambungan dalam berbagai bidang, termasuk filantropi, yang telah ada sejak zaman dahulu dalam berbagai agama dan masyarakat. Zakat dan Sadaqah berada di puncak piramida kegiatan amal di Kuwait. Agar bisa mengelola dengan baik kewajiban agama dalam bentuk Zakat, yang merupakan kebutuhan individu pada khususnya dan masyarakat secara keseluruhan, serta kebutuhan akan adanya badan resmi yang bisa mengemban tanggung jawab tersebut, Keputusan Amiri yang dikeluarkan pada bulan Januari 16, 1982 mengumumkan pendirian sebuah badan anggaran independen bernama Zakat House, yang tujuan utamanya adalah untuk mencapai kohesi dalam masyarakat dan membantu keluarga berkebutuhan di mana pun mereka berada dan menggunakan segala cara yang mungkin.
Selama empat puluh tahun sejak didirikan, Zakat House telah berpartisipasi dalam banyak inisiatif amal internasional dengan berbagai lembaga yang memiliki dampak terbesar dalam memajukan perjalanan amal dan meraih ambisi pelopornya, termasuk bermitra dengan UNHCR, salah satu organisasi kemanusiaan internasional terkemuka. Sejak dahulu kala, orang Kuwait dan Teluk gemar melakukan kegiatan amal karena sifat baik hati mereka yang juga dimiliki oleh generasi muda, sebuah karakteristik yang diketahui banyak orang, baik dalam masa-masa sulit maupun sejahtera.
Pada kesempatan ini, saya dengan senang hati bergabung dengan UNHCR untuk meluncurkan Laporan Tengah Tahunan Filantropi Islam 2022, guna menunjukkan dampak dana yang diterima melalui Refugee Zakat Fund UNHCR terhadap kehidupan para pengungsi dan pengungsi internal (IDP) di lebih dari 20 negara.
Pengungsi dan IDP dari seluruh dunia hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup dan mendapatkan perlindungan yang diperlukan, karena banyak yang mengalami kekurangan kebutuhan dasar, termasuk makanan. Kami bangga dapat memberikan kontribusi terhadap upaya UNHCR di beberapa negara dan wilayah, termasuk dengan menyediakan perlindungan dan tempat tinggal bagi para pengungsi Mali di Mauritania, mendukung proyek pendidikan dan memberikan layanan kesehatan bagi pengungsi Rohingya di Bangladesh, membangun sekolah bagi para pengungsi di Yaman dan proyek pendukung untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang terpisah dari keluarga mereka di Timur Tengah. Kemitraan Zakat House Kuwait dengan UNHCR berlangsung lebih dari dua puluh tahun dan kontribusi kami kepada UNHCR telah membantu ribuan pengungsi dan keluarga pengungsi internal di seluruh dunia, dengan harapan bahwa Tuhan akan meringankan penderitaan mereka.
Sejak didirikan, Zakat House Kuwait telah menyebarkan pengetahuan tentang isu kemanusiaan melalui partisipasinya dalam berbagai seminar dan konferensi serta telah mengeluarkan dan menerbitkan fatwa dan rekomendasi mengenai kewajiban Zakat dan Sadaqah. Kolaborasi dengan UNHCR untuk meluncurkan Laporan Tengah Tahunan Filantropi Islam 2022 ini hanyalah salah satu dari sekian banyak hasil dari upaya tak kenal lelah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada UNHCR atas inisiatif ini serta karena telah menggandeng Zakat House Kuwait sebagai salah satu mitra utama dalam laporan edisi terbaru ini.
Salam hormat,
Dr. Majed Al-Azmi
Plt. Direktur Jenderal Zakat House Kuwait

World Assembly of Muslim Youth

World Assembly of Muslim Youth (WAMY) is a nonprofit organization that was established in 1972 in Kingdom of Saudi Arabia. WAMY aims to build bridges of peace and unity in a multicultural society through educating the Muslim youth to the common good and promoting understanding among people of different communities through diverse activities: serving communities in need and responding to emergencies and disasters; enhancing the role of Muslim youth in building society and its institutions; developing the capabilities of young people, refining their talents, and directing their efforts to serve their nation and communities; developing communities in which young people live, and developing their facilities.

The partnership with WAMY was launched in 2011 through WAMY’s first grant to UNHCR, and over the past 10 years, WAMY has backed UNHCR programs around the world, from supporting displaced women in Afghanistan to Syrian refugees in Syria, Egypt, and Lebanon. In 2021 alone WAMY has also provided support for livelihood projects for 467 internally displaced people in Nigeria, and shelter for 2000 refugee families and around 9,200 refugees in Bangladesh.

UNHCR is honored to partner with such a distinguished institution to empower and alleviate the suffering of refugees and internally displaced people around the world.

Zakat House of Kuwait

Law no.5 of the year 1982 was issued to establish Zakat House of Kuwait as a public authority with an independent budget and a legal personality, under the supervision of the Minister of Awqaf and Islamic Affairs.

Establishing Zakat House was a pioneering step to revive one of the Islamic pillars and facilitate its fulfillment. It works on collecting and distributing Zakat and charities by the best, most efficient and legally permissible ways that suit the rapid developments and the needs of the society.

The vision of the Zakat House of Kuwait revolves around:

  • Diversifying the sources of Zakat income, donations and charities according to developed methods.
  • Rationalizing the utilization of Zakat and donations services for people in need, thus enhancing social security.
  • Investing in human resources and building leadership competencies.
  • Strengthening the humanitarian aspect through partnerships and communication with the sectors concerned with Zakat and general contributions locally and abroad.

UNHCR signed an MoU with the Zakat House of Kuwait in 2000 which entails providing support for UNHCR humanitarian activities and programmes. In 2020, contributions by the Zakat House of Kuwait assisted 2,387 Rohingya refugees in Bangladesh and 62,000 Malian refugees in Mauritania. In 2021, their contributions assisted 215 unaccompanied refugee children in the MENA region, and in 2022 the Zakat House of Kuwait contributed towards assisting UNHCR education activities in Yemen, benefiting 601 students in Yemen.

Mohammed bin Rashid Al Maktoum Global Initiatives

The Mohammed bin Rashid Al Maktoum Global Initiatives (MBRGI), founded in 2015 under the aegis of His Highness Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Vice President and Prime Minister of UAE and Ruler of Dubai, oversees more than 30 humanitarian and developmental initiatives around the world, with a special focus on supporting vulnerable and disadvantaged communities.

UNHCR established the partnership with MBRGI in November 2021. Since then, they have contributed more than USD 14.6 million to UNHCR’s food and winter assistance programs in different operations. The contributions were generated as a result of the following two campaigns:

  • Warm Winter Campaign in January 2022: It was led and hosted by the famous YouTuber known as Aboflah where he locked himself in a glass room in front of Burj Khalifa until he raised USD 11 million to support vulnerable families during the winter season. With every USD 2 million raised, Burj Khalifa lit up in celebration. In addition, AboFlah broke two world records as part of the initiative for the longest live-stream video, which lasted 11 days, and for the most viewers for a livestream charity donation on YouTube with over 689,000 concurrent views. The initiative garnered a total of 163 million views on YouTube.
  • 1 Billion Meals Campaign in April/ May 2022: The biggest food distribution campaign in the MENA region. The campaign received incredible attention from the media and donor community where MBRGI raised more than 1 billion dirhams (USD 272 million) within one month to provide food assistance to vulnerable communities around the world. Around USD 9 million were given to UNHCR’s food programmes.

Sheikh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al Thani Humanitarian Fund

The Sheikh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al-Thani Humanitarian Fund is a global fund established in 2019 to assist the most vulnerable populations worldwide through collaboration with UNHCR and other humanitarian organizations.

In April 2019, H.E. Sheikh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al-Thani made a landmark Zakat contribution in support of Rohingya refugees in Bangladesh and displaced Yemenis through the fund. This was the largest contribution UNHCR had ever received from an individual donor and the first major Zakat contribution of its kind in the organization’s history. H.E. Sheikh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al-Thani was appointed as UNHCR Eminent Advocate in October 2019. His unwavering commitment and dedication to supporting those forcibly displaced has contributed to improving the lives of millions of women, men, and children around the world.

From 2019 till 2021, Sheikh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al-Thani Humanitarian Fund has generously supported close to 3 million of the most vulnerable internally displaced, host community members in Yemen, as well as refugees in Lebanon, Bangladesh, Pakistan, and Chad. The areas supported include basic needs, food, shelter, health, education and livelihood, enabling those most vulnerable to live a more dignified life.

In 2022, Sheikh Thani Bin Abdullah Bin Thani Al-Thani Humanitarian Fund supported more than 84,000 internally displaced and host communities members in Yemen, through a Zakat contribution, with cash assistance to meet their urgent food needs.

Nawal, Pengungsi Suriah di Lebanon

Seorang ibu dan pengungsi dari Suriah mencurahkan hidup untuk anak-anak perempuannya yang cacat

Nawal dan kedua putrinya, Shireen, dan Lava, dipaksa untuk melarikan diri dari rumah mereka di Daraa di Syria pada tahun 2014, dan sekarang mencari perlindungan di Lebanon. Seperti ribuan ibu yang menjadi pengungsi lainnya, Nawal merupakan satu-satunya pencari nafkah dan pengurus keluarganya.
Shireen, anak perempuannya yang kedua, menderita autisme. Ia selamat dari kanker payudara dan saat ini menderita penyakit kelenjar dan diabetes yang parah. Lava, anak perempuannya yang tertua, menderita cerebral palsy. Ia tidak dapat berjalan atau bergerak dengan baik, tetap berada di tempat tidur sepanjang waktu, dan membutuhkan perawatan terus-menerus. Nawal berkata: “Saya menyediakan semua yang ia butuhkan. Kadang-kadang ia berkata kepada saya: “Apakah Ibu tahu mengapa saya masih hidup? Saya hidup hanya untuk Ibu”.
Setelah situasi keamanan di Suriah terus memburuk, Nawal harus mengambil keputusan sulit untuk melarikan diri. Perjalanan dari Daraa ke Lebanon, yang seharusnya memakan waktu tiga jam, memakan waktu hingga berbulan-bulan. Selama perjalanan, kondisi kesehatan Shireen dan Lava selalu menjadi perhatian utama bagi Nawal.
Di Lebanon, sebelum krisis ekonomi yang mulai melanda pada tahun 2019, kehidupan masih tertahankan bagi Nawal. Sekarang, ia mengkhawatirkan kesanggupannya untuk membeli bahkan hanya sekadar roti. Keadaan finansialnya memengaruhi kemampuannya untuk menyediakan makanan yang layak bagi keluarganya. Dia menambahkan: “Semuanya menjadi semakin sulit bagi kami. Sejujurnya, akan lebih sulit bagi saya untuk menghadapinya tanpa bantuan tunai yang saya terima. Saya mengenyam pendidikan yang baik, tapi kini saya membersihkan rumah-rumah dan membantu para orang tua. Tidak menemukan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan Anda dan harus menjalani pekerjaan lain dengan upah yang sangat rendah bukanlah hal yang mudah”.
Di Lebanon, 97% pengungsi Suriah sedang menghadapi ketidaktahanan pangan, sementara 90% dari mereka hidup dalam kemiskinan yang ekstrem.
Meski menghadapi situasi yang gawat, Nawal mencoba untuk tetap bersikap positif dan penuh harapan: “Saya berharap periode yang sulit ini akan berakhir, dan kami dapat, sekali lagi, memenuhi kebutuhan kami.”
Keluarga Nawal merupakan salah satu dari ribuan keluarga yang menerima bantuan tunai dari UNHCR. Zakat dan Sadaqah yang disumbangkan kepada Refugee Zakat Fund memungkinkan UNHCR untuk menyediakan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada penerima manfaat yang berhak menerimanya di antara orang-orang yang dipaksa pengungsi.

Berkat dana Zakat dan Sadaqah, UNHCR mampu mendukung 9.147 keluarga pengungsi – sekitar 45.736 orang – di Lebanon selama paruh pertama tahun 2022.

Fatima, Afghan Refugee in Pakistan

Fatima, Pengungsi Asal Afghanistan di Pakistan

Fatima dan 9 anggota keluarganya terpaksa melarikan diri dari tempat tinggal mereka di Afghanistan tahun 2014 untuk mencari perlindungan di Pakistan. Seperti halnya ribuan ibu, saudara perempuan, dan anak perempuan pengungsi lainnya, ia merupakan pencari nafkah dan pengasuh tunggal keluarganya.
Sebagai akibat dari konflik yang telah berlangsung di Afghanistan selama lebih dari empat dekade, terdapat lebih dari 2 juta orang yang telah menjadi pengungsi di sejumlah negara tetangga. Di Pakistan sendiri, ada lebih dari 1,2 juta pengungsi, termasuk Fatima dan keluarganya.
Hidup dalam pengungsian menghadirkan tantangan berat bagi Fatima dan keluarganya, mengingat bahwa mereka tiba untuk pertama kalinya di suatu negara asing dengan bahasa yang tidak mereka pahami. Lebih dari itu, Fatima harus menghadapi berbagai kesulitan ekonomi. Ia mengatakan: “Sangat sulit sebagai seorang wanita untuk merawat 9 anggota keluarga. Hal yang paling sulit adalah menemukan pekerjaan. Saya tidak merasa baik-baik saja, tetapi saya tetap bersyukur atas semuanya.”
Fatima dan saudara perempuannya sempat mempelajari cara membuat permadani, tetapi saudaranya kini menderita disabilitas yang membuatnya tidak dapat bekerja. Fatima berhasil mendapatkan pekerjaan yang memungkinkan baginya, hingga titik tertentu, untuk menghidupi anak-anaknya, saudara perempuannya yang cacat, dan ibunya yang lanjut usia.
Mendeskripsikan pekerjaan membuat permadani yang ia lakukan, Fatima berkata: “Seluruh bahan diberikan oleh perusahaan kepada kami dan kami dibayar 1 Rupee untuk setiap 10-12 simpul (100 Rupee = 0,45$). Pekerjaan ini sangat berat dan kami biasanya menganyam 20 sampai 25 baris setiap hari. Permadani sepanjang 8 meter akan menghabiskan 1,5 bulan atau 35 hari kerja tanpa istirahat.”
Pekerjaan ini bukan hanya tidak cukup menguntungkan bagi Fatima untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarga besarnya, tetapi ia juga sempat menderita di masa-masa awal pandemic COVID-19 karena kehilangan sumber penghasilannya dan gagal membayar sewa dan biaya hidup lainnya. Saat itulah ia mulai menerima bantuan tunai dari UNHCR.
“Ketika saya menerima kabar dari UNHCR bahwa saya akan memperoleh bantuan tunai, saya pikir saya sedang bermimpi. Bantuan ini menghapuskan banyak sekali kekhawatiran dan kesulitan yang saya rasakan. Saya mampu membayar sewa selama 2 bulan dan utang bahan makanan sehari-hari saya,” ujarnya.
Fatima melanjutkan: “Beberapa orang mungkin berkata bahwa 12.000 Paise (120 Rupee) tidaklah banyak, tetapi untuk seseorang yang benar-benar membutuhkan, bahkan 1 Rupee saja sangat berarti. Saya berterimakasih kepada UNHCR. Program ini membantu banyak orang yang membutuhkan. Bagi siapa pun orang asing yang hidup sebatang kara di sini, program ini menyelamatkan banyak nyawa dan menumbuhkan harapan bahwa seseorang pasti mendukung kita, bahwa ada seseorang yang akan membantu dan mendengar suara kita.”
Keluarga Fatima adalah salah satu dari ribuan pengungsi dan keluarga pengungsi internal Afghanistan yang menerima bantuan tunai dari UNHCR. Zakat dan Sadaqah yang didonasikan ke Refugee Zakat Fund memudahkan UNHCR dalam memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada penerima yang layak.

Berkat dana Sadaqah, UNHCR mampu membantu 333 keluarga pengungsi di Pakistan selama paruh pertama tahun 2022.

Ayman, Pengungsi Suriah di Yordania

Ayman dan Ghalia berjuang untuk memenuhi kebutuhan

Ayman, 53, dan istrinya Ghalia meninggalkan tempat tinggal mereka di Damaskus tahun 2012. Kehidupan dalam pengungsian bagi pasangan yang baru menikah ini merupakan akibat dari tragedy dan kenyataan pahit yang tidak mereka duga.
Ayman menggambarkan bagaimana ia menjalani kehidupan dengan baik di Suriah sebelum konflik bermula. Ia memiliki bengkel yang memproduksi dompet wanita dan toko tempat ia menjualnya. Ia bepergian ke Dubai, Libya, dan Suriah untuk bekerja, berdagang dengan pelanggan di Timur Tengah dan bekerja berdampingan dengan saudara laki-lakinya setiap hari. Namun kemudian, semuanya berubah.
“Kami tidak menyangka peristiwa akan terjadi seperti ini. Kami kira kami dapat pergi dan kembali setelah beberapa bulan. Saya masih terkejut mengetahui bahwa [peristiwa] ini sudah berlangsung selama sepuluh tahun.”
Sebelum konflik bermula, Ayman menjalani operasi jantung tahun 2008, tetapi kesehatannya menurun drastis dalam waktu singkat di Yordania. Tahun 2013, ia harus kembali menjalani operasi jantung dan di tahun 2017, ia menderita stroke. Pada Januari 2021, bagian bawah kaki kanannya diamputasi karena diabetesnya yang tidak terobati. Ayman masih berurusan dengan keterkejutannya dan implikasi yang tiba-tiba dari amputasinya.
“Ketika saya datang di Yordania, saya menjalani banyak pekerjaan. Awalnya, saya berusaha untuk bekerja sesuai keahlian saya, di sebuah pabrik pembuat dompet, tetapi hal ini ternyata sulit. Alih-alih, saya menjahit baju, bekerja di toko roti, dan membersihkan toko. Rasanya sulit, tetapi saya mampu memenuhi kebutuhan. Setelah kesehatan saya menurun, hal ini menjadi mustahil.”
Tepat sebelum konflik terjadi di Suriah, ia menikahi Ghalia. Di Yordania, keduanya saling merawat satu sama lain. Ayman mengungkapkan bahwa Ghalia “berarti segalanya untuk saya,” tetapi ia merasa putus asa atas penderitaan yang telah ia timpakan kepadanya akibat masalah kesehatannya.
UNHCR menyediakan bantuan tunai setiap bulan kepada keluarga untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk membayar sewa, membeli makanan dan obat-obatan. Pasangan ini merupakan satu dari banyak keluarga pengungsi yang berjuang setiap harinya di Yordania di mana 64% dari seluruh pengungsi bertahan dengan hanya kurang dari 3 Dinar Yordania (US$ 5) per hari.

Berkat dana Zakat dan Sadaqah, UNHCR mampu membantu sekitar 33.539 keluarga pengungsi – 153.194 orang – di Yordania selama paruh pertama tahun 2022.

Ma'aniya, Pengungsi Asal Yaman

Kisah Ma’aniya adalah salah satu bentuk kesengsaraan yang tidak dapat dibayangkan

“Dulu, kami hidup dengan baik, di dalam dan di luar tempat tinggal kami. Ketika penembakan pertama kali terjadi, kami awalnya tetap tinggal. Namun kemudian, situasi memburuk dan mereka memulai penembakan di mana-mana. Jadi, kami melarikan diri dari rumah kami, meninggalkan segalanya. Kami meninggalkan rumah kami begitu saja dan tidak membawa apa pun.”
Kami sering mendengar jenis cerita yang sama dari keluarga pengungsi lainnya, meskipun sejumlah detail berbeda. Kisah Ma’aniya terjadi di Yaman di mana jutaan orang hidup di ujung kelaparan dan ratusan ribu keluarga, termasuk anak-anak, menderita kelaparan setiap hari.
Keluarga Ma’aniya terpaksa meninggalkan rumah mereka hamper 8 tahun yang lalu dan mencari suaka di kamp-kamp pengungsian. Namun, perjalanan mereka dalam mencari keselamatan menghabiskan bertahun-tahun karena mereka harus berulang kali melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindar dari konflik.
Keluarganya hidup di sebuah kamp pengungsian di Kegubernuran Hajjah di tengah kondisi hidup yang luar biasa sulit di mana memperoleh makanan dan air menjadi kekhawatiran mereka sehari-hari.
Ketika kami berbicara dengan Ma’aniya selama bulan Ramadan ini, ia menggambarkan situasi sulit yang dialami keluarga pengungsi: “Kami tidak punya makanan. Percaya atau tidak, kami sendiri tidak makan supaya anak-anak kami bisa makan. Lebih penting bagi kami untuk memberi mereka makan terlebih dahulu. Sebagai orang dewasa, kami bisa mengatasi kelaparan. Namun, anak-anak tidak bisa!”
Ia melanjutkan: “Selama bulan Ramadan, kami hanya punya sedikit makanan, tetapi kami bersyukur. Sebelum terusir dari rumah kami, dulu kami makan makanan apa saja, tetapi hari ini tidak bisa lagi. Kami makan apa yang sudah disediakan Tuhan untuk kami. Kami tidak punya uang atau apa pun.”
Hari ini di Yaman, 11 juta orang seperti Ma’aniya sedang menghadapi kerawanan pangan di level gawat. Keluarganya adalah salah satu dari 62% keluarga pengungsi yang melaporkan terpaksa untuk mengurangi asupan makan mereka untuk memberi makan anak-anak mereka.
Ma’aniya menyebutkan banyak penderitaan, harapan, dan emosi yang dipikul oleh jutaan orang-orang yang dipaksa mengungsi di Yaman dan seluruh dunia.
Dari dalam lubuk hatinya, Ma’aniya mendeskripsikan keadaan sulitnya: “Kami putus asa. Kami tiba-tiba harus melarikan diri dan menjadi pengungsi. Mengapa kami harus mengungsi di negara kami sendiri? Kami hanya ingin keselamatan. Kami seharusnya bisa hidup dengan selamat dan stabil di negara kami, daripada harus menanggung ketelantaran dan kesulitan yang bertubi-tubi. Saya berharap supaya tidak ada lagi yang serapuh kami, dan perang berakhir sehingga kami bisa kembali ke rumah kami dengan makanan dan air yang cukup dan hidup dengan aman.”
Hari ini, keluarga Ma’aniya adalah salah satu dari ribuan keluarga yang memperoleh manfaat dari donasi Zakat dan Sadaqah melalui Refugee Zakat Fund UNHCR. Mereka menerima dana ini dalam bentuk bantuan tunai yang membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Berkat dana Zakat dan Sadaqah, UNHCR mampu membantu 14.619 keluarga pengungsi – 87.248 orang – di Yaman selama paruh pertama tahun 2022.

Kampanye

Kampanye Ramadan

Berkat kebaikan dan kemurahan hati hampir 20.000 donatur individu hingga perusahaan dan yayasan di seluruh dunia, Ramadhan ini kami dapat mengumpulkan dana untuk membantu lebih dari 100.000 pengungsi dan keluarga pengungsi di Mauritania, Nigeria, Lebanon, Mesir, Yordania, Irak, Yaman, Afghanistan, India, dan Bangladesh. Kampanye Ramadhan “Every Gift Counts” mengingatkan orang-orang bahwa satu donasi sekecil apa pun akan memberi dampak bagi kehidupan keluarga pengungsi.
Sebagai bagian dari upaya advokasi dan penggalangan dana yang lebih besar di bulan Ramadhan, kampanye ini digalakkan dengan peluncuran Laporan Tahunan Filantropi Islam melalui serangkaian acara dan konferensi di seluruh dunia, perilisan lagu “Ikhtiary” yang merupakan hasil kerja sama dengan artis Kuwait Humood Alkhudher, tantangan TikTok dengan lagu oleh keluarga Anasala yang didedikasikan untuk pengungsi, serta menjalin banyak kemitraan, kolaborasi, serta aktivasi lokal dan daerah lainnya.

Global Islamic Fund for Refugees

Pada Maret 2022, UNHCR dan unit bantuan pengentasan kemiskinan besutan Islamic Development Bank/IsDB (Bank Pembangunan Islam), Islamic Solidarity Fund for Development/ISFD (Dana Solidaritas Islam untuk Pembangunan), menandatangani perjanjian untuk meluncurkan Global Islamic Fund for Refugees/GIFR (Dana Pengungsi Islam Global) yang inovatif, berkelanjutan, dan sesuai dengan prinsip syariah yang akan membuka pendanaan filantropi Islam baru untuk membantu jutaan orang yang dipaksa mengungsi. Dana tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan yang efektif, efisien, serta dapat mendukung program dan proyek bagi pengungsi, pengungsi internal, dan masyarakat setempat di negara-negara anggota Islamic Development Bank yang terkonsentrasi di area yang memiliki lebih dari 50% populasi pengungsi global.

Report Launch

IP Annual Report Launch

On March 30, 2022, few days ahead of Ramadan, PSP MENA launched UNHCR’s Islamic Philanthropy Annual Report from Jeddah, Saudi Arabia, in collaboration with the International Islamic Fiqh Academy (IIFA), a subsidiary of the Organization of Islamic Cooperation (OIC). The event consisted of three panel discussions on the role of partnerships to advance Zakat and other Islamic social finance tools in responding to global humanitarian crises, and featured high-level speakers and attendees from leading global and regional Islamic institutions and charitable organisations, including Al-Azhar Islamic Research Academy, Muslim World League’s Islamic Fiqh Council, World Assembly of Muslim Youth (WAMY) and Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI). The event was widely covered in the media across the GCC, including from KSA, Kuwait, and the UAE.

A day before, a closed session had been held with a number of Islamic organizations, at the IIFA offices in Jeddah, to discuss how UNHCR can improve the Refugee Zakat Fund’s approach to Zakat compliance.

Tribute Page

In response to requests from donors to be given the option to donate on behalf of someone else – with some even requesting pages for specific occasions to help refugees and IDPs – UNHCR launched the Tribute Page in January 2022. Donors can now give in honor or in memory of loved ones and can also request dedicated fundraising pages. This initiative comes in addition to the Legacy Giving page that was launched last year.

UNHCR berkomitmen untuk mengakhiri kemiskinan dengan menyokong dan menunjang para pengungsi untuk bekerja di negara penerima mereka. Ketika pengungsi dapat bekerja, mereka tumbuh menjadi mandiri dan mampu menghidupi diri dan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan resiliensi, mengembalikan martabat, dan membantu seluruh keluarga untuk membangun masa depan yang mandiri dan berarti.
Di Pakistan, dana Zakat membantu meningkatkan kemandirian, inklusi ekonomi dan sosial para pengungsi dan anggota masyarakat setempat yang sangat miskin melalui proyek ‘pengentasan kemiskinan’; di mana distribusi aset produktif membuka peluang bagi keluarga-keluarga tersebut untuk memulai bisnis skala kecil.
Masyarakat rawan risiko jatuh di bawah garis kemiskinan, termasuk pengungsi, pencari suaka, pengungsi internal, dan pengungsi yang telah kembali. Dana zakat dan sadaqah membantu menyediakan bantuan tunai bagi keluarga pengungsi yang sangat membutuhkan di Lebanon, Yordania, Irak, Yaman, Mauritania, dan Mesir, sehingga membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka dan menghindarkan kaum yang rawan tersebut dari mengandalkan mekanisme koping yang negatif.

UNHCR terus mendukung akses secara universal terhadap makanan yang aman dan bernutrisi bagi individu dan masyarakat yang paling rentan.
Melalui dana Zakar, UNHCR mendistribusikan bantuan tunai multiguna bagi pengungsi dan pengungsi internal di Irak, Yaman, Lebanon, Yordania, dan Mesir sehingga membantu mereka memenuhi kebutuhan darurat, termasuk makanan.
Menjamin bahwa masyarakat memperoleh akses terhadap makanan kaya nutrisi yang cukup merupakan langkah yang sangat penting untuk menjaga keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan jutaan orang yang terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka.
Di India, dana Zakat membantu meningkatkan ketahanan pangan pengungsi dan masyarakat setempat melalui distribusi jatah makanan bagi keluarga yang paling rentan, termasuk wanita, anak-anak, orang-orang dengan disabilitas, dan para lanjut usia.

UNHCR berupaya untuk memberikan akses bagi pengungsi dan masyarakat local terhadap sistem kesehatan nasional. Dana Zakat dan Sadaqah membantu menyediakan bantuan tunai multiguna kepada para pengungsi dan pengungsi internal sehingga membantu mereka mengakses sektor layanan yang seringkali terhalang oleh masalah finansial, seperti klinik kesehatan. Pengawasan kami menunjukkan bahwa bantuan tunai dimanfaatkan dengan berbagai cara, termasuk pengobatan dan perawatan medis, biaya dokter, dan obat-obatan.
Dana Sadaqah juga membantu meningkatkan status kesehatan para pengungsi Sudan yang hidup di bagian timur Chad, serta masyarakat setempat, sehingga mereka dapat mengakses layanan kesehatan yang esensial, seperti rawat inap, pendampingan kesehatan mental dan psikososial, obat-obatan yang diperlukan untuk pencegahan dan pengobatan, serta membantu menyediakan peralatan medis bagi pusat kesehatan.

Bantuan tunai membantu pengungsi membangun masa depan yang lebih baik dan merupakan bagian dari tujuan UNHCR untuk menyediakan solusi jangka panjang serta mendukung pendidikan mereka. Mendedikasikan dana Zakat dan Sadaqah untuk program Bantuan Tunai telah memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan keluarga pengungsi. Bantuan tunai telah terbukti efektif dalam membuka akses terhadap pendidikan dan telah membantu orang tua mengenai biaya langsung, seperti biaya sekolah, seragam, dan transportasi dengan menangani hambatan-hambatan yang menyebabkan anak=anak putus sekolah.
Dana Sadaqah juga telah membantu meningkatkan akses terhadap kualitas pendidikan bagi para pengungsi Sudan dan desa setempat di bagian timur Chad. Pembangunan dan rehabilitasi sejumlah ruang kelas, serta perawatan sekolah di daerah tersebut menciptakan kesempatan pendidikan yang lebih baik bagi murid-murid pengungsi yang masih belia.

Di Lebanon, Yordania, Mesir, Yaman, Irak, Mauritania, dan Chad, dana Zakat dan Sadaqah didedikasikan untuk menyediakan bantuan tunai kepada keluarga yang sangat rentan, termasuk rumah tangga yang dikepalai oleh wanita serta anak-anak. Bantuan tunai turut berkontribusi dalam perlindunagn dan kesetaraan gender dengan meningkatkan kemandirian, membantu pengusaha wanita, dan meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan wanita dalam melakukan pengambilan keputusan dalam rumah tangga.
Dana Zakat membantu memastikan populasi yang rentan tidak mengandalkan mekanisme koping yang negatif akibat kemiskinan. Ketika wanita dan anak-anak perempuan memiliki akses dan kendali yang adil atas sumber daya dan dapat sepenuhnya berpartisipasi dan memberikan pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, mereka menjadi tidak lagi rentan terhadap eksploitasi seksual dan strategi koping negatif, seperti pernikahan anak-anak atau tenaga kerja paksa. Akses yang adil terhadap bantuan tunai membantu memfasilitasi transformasi positif yang sesungguhnya dalam hubungan, peran, dan perilaku gender yang diskriminatif.

UNHCR berkomitmen dalam memastikan akses terhadap sanitasi bagi masyarakat yang rentan. Kami telah mendedikasikan dana Zakat untuk menyediakan bantuan tunai kepada pengungsi dan pengungsi internal di beberapa negara di Timur Tengah dan sekitarnya sehingga memberikan mereka akses terhadap produk yang higienis dan bersih, serta perlengkapan perlindungan pribadi untuk melindungi mereka dari COVID-19.
Di Chad, dana Sadaqah membantu menyediakan pengungsi Sudan dan masyarakat setempat akses terhadap air yang aman dan bersih melalui solarisasi pompa air, seperti solarisasi lubang bor untuk mengurangi biaya energi yang terkait. Lebih lanjut, akses terhadap pompa air ditingkatkan dan sumber air dibangun di sekolah-sekolah untuk memastikan bahwa para pengungsi memiliki air yang cukup untuk melawan penyebaran COVID-19.

Akses terhadap energi yang aman dan berkelanjutan merupakan kebutuhan dasar manusia. Tanpanya, orang yang dipaksa mengungsi – terutama para wanita dan anak-anak – menjadi semakin rentan dan tidak punya banyak waktu untuk membangun kembali kehidupan mereka. Di UNHCR, kami berkomitmen untuk menangani kebutuhan energi para pengungsi, meningkatkan akses terhadap bahan bakar yang berkelanjutan, memperkuat pusat kesehatan, dan memanfaatkan pencahayaan yang berkekuatan matahari.
Dana Zakat di Bangladesh membantu menyediakan Liquefied petroleum gas (LPG) bagi para pengungsi Rohingya yang tersedia secara lokal di Bangladesh dan dinilai sebagai alternatif bahan bakar terbaik untuk memasak. UNHCR dan mitra-mitranya mengadakan penilaian terhadap dampak peralihan ke LPG. Studi menunjukkan bahwa distribusi LPG telah menghasilkan sebanyak 80% pengurangan permintaan atas kayu bakar di sejumlah rumah tangga Rohingya di kamp-kamp pengungsi sehingga mengurangi deforestasi ke tingkat kehutanan yang berkelanjutan.

Salah satu pilar utama pekerjaan UNHCR di seluruh dunia adalah untuk menyediakan akses yang sama terhadap pekerjaan yang layak dan berkelanjutan bagi para pengungsi, pengungsi internal, pengungsi yang telah kembali, pencari suaka, dan orang-orang yang tidak berkewarganegaraan terlepas dari gender, ras, dan status ekonomi atau hukum mereka.

UNHCR telah mengontribusikan dana Zakat untuk menyediakan pekerjaan yang berkelanjutan dan layak bagi masyarakat yang rentan dengan mendukung aktivitas yang menghasilkan pendapatan di Nigeria dan bisnis kecil di Pakistan, serta menyediakan sumber daya finansial dan pendidikan bagi pengungsi dan orang-orang dipaksa mengungsi untuk memastikan bahwa bisnis mereka dapat berlangsung dalam jangka panjang.

Kami juga telah menyelenggarakan program mata pencaharian di sejumlah negara untuk menjamin bahwa para pengungsi dan pengungsi internal dapat menerima dukungan dan pelatihan yang cukup untuk dipekerjakan, termasuk tetapi tidak terbatas pada pelatihan kejuruan.

Karena status hukum mereka, para pengungsi seringkali tidak memiliki hak untuk bekerja secara formal di negara penerima mereka sehingga menimbulkan ketimpangan penghasilan dan kesempatan. Status hukum pengungsi seringkali mencegah mereka untuk memperoleh akses terhadap tempat perlindungan, layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan lainnya.

Dana Zakat membantu menyediakan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi keluarga pengungsi yang rentan di Lebanon, Irak, Yordania, Mesir, Pakistan, Bangladesh, dan India sehingga membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar dan mengakses layanan penting yang dibutuhkan untuk membangun kembali kehidupan mereka.

Dana Zakat membantu menyediakan bantuan tunai bagi keluarga pengungsi yang rentan di Lebanon, Yordania, Irak, Yaman, Mauritania, dan Mesir. Bantuan ini telah memfasilitasi UNHCR dalam membantu para keluarga mempertahankan akses terhadap perumahan yang aman dan terjangkau dengan menjamin bahwa para pengungsi dapat membayar sewa mereka dan mengurangi risiko mereka terusir.

Di situasi darurat, dana Zakat juga telah menyediakan tempat perlindungan dan barang bantuan inti bagi para pengungsi, pengungsi internal, dan pengungsi yang telah kembali, termasuk tenda, kain terpal, jaring nyamuk, dan bahan tahan air untuk menjamin bahwa keluarga tersebut aman dari kondisi cuaca buruk.

Dana Zakat telah membantu menyediakan bantuan tunai bagi keluarga pengungsi yang rentan untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap mekanisme koping yang negatif, seperti tenaga kerja anak-anak, perdagangan, dan pernikahan anak-anak.

UNHCR juga menyediakan bantuan tunai bagi anak-anak yang yang tanpa pendampingan dan terpisah dari keluarga (UASC – contohnya, anak-anak di bawah usia 18 bepergian dan hidup sendiri dalam pengungsian) untuk membantu mereka bertahan hidup dan mengakses layanan dan perlindungan yang mereka butuhkan.

Terlebih lagi, program perlindungan anak UNHCR membantu mencegah kekerasan seksual dan berbasis gender di antara anak-anak yang terpisah dari keluarganya dengan menjamin bahwa mereka memiliki akses terhadap layanan sosial yang penting, seperti bantuan psikososial.

UNHCR telah membangun kemitraan dengan lebih dari 30 mitra global yang beragam yang bergerak di seputar Filantropi Islam dengan tujuan untuk memobilisasi sumber daya tambahan dan menunjang kehidupan pengungsi dan keluarga pengungsi internal yang paling rentan.